0

Efek Belajar Musik Terhadap Penigkatan Kecerdasan Anak

Belajar musik adalah salah satu kegiatan ekstra yang dapat melatih otak anak, dan ini adalah salah satu cara yang dapat membantu meningkatkan IQ Anak. Benarkah demikian? Apa buktinya jika musik dapat mencerdaskan otak Anak?

Banyak Studi yang telah menunjukkan bahwa belajar musik dapat membuat anak-anak menjadi semakin cerdas. Ketika seorang anak belajar memainkan alat musik, maka ia tidak hanya belajar bagaimana memainkan lagu, tapi dia juga meningkatkan kemampuan lain dari otak nya.

Berikut beberapa bukti yang telah ditunjukkan oleh berbagai penelitian yang pernah dilakukan :

  • Sebuah studi yang dilakukan 10 tahun yang melibatkan 25.000 siswa menunjukkan bahwa memainkan musik meningkatkan skor tes dalam tes standar, serta kemampuan membaca ujian kemahiran (Sumber : James Catterall , UCLA , 1997) .
  • Siswa SMA yang belajar musik memiliki skor matematika dan bagian verbal SAT lebih tinggi , jika dibandingkan dengan rekan-rekan mereka( Profil SAT dan Prestasi Takers Test, Dewan College , disusun oleh Music Educators Conference , 2001) .
  • IQ siswa yang menjalankan latihan main piano atau latihan vokal setiap minggu selama sembilan bulan IQnya naik hampir tiga poin lebih banyak, dari rekan-rekan mereka yang tidak berlatih musik (Studi oleh E. Glenn Schellenberg , dari University of Toronto di Mississauga , 2004 . )
  • Siswa yang belajar piano lebih mudah memahami konsep-konsep matematika dan ilmiah.
  • Anak-anak yang menerima pelatihan piano, 34 persen memiliki hasil lebih tinggi pada test mengukur penalaran proporsional – rasio, pecahan, proporsi, dan berpikir dalam ruang dan waktu ( Penelitian Neurologis , 1997) .
  • Pola pengakuan dan nilai representasi mental meningkat secara signifikan pada siswa yang diberi instruksi piano selama 3 tahun ( Dr Eugenia studi Costa – Giomi yang dipresentasikan pada pertemuan “Music Educators National Conference, Phoenix, AZ,” 1998) .
  • Siswa musik menerima penghargaan lebih akademis dan penghargaan dari siswa non – musik . Siswa-siswa musik juga memiliki nilai lebih A dan B dibandingkan dengan mahasiswa non – musik ( studi longitudinal Pendidikan Nasional tahun 1988, Departemen Pendidikan AS ) .
  • Musik bagus diterapkan untuk Anak sekolah jurusan kedokteran, dibandingkan pada jurusan lain termasuk Bahasa Inggris, biologi, kimia dan matematika . ( ” The Comparative Academic Abilites of Students in Education and in Other Areas of a Multi-focus University, Peter H. Wood, ERIC Document No. ED327480; The Case for Music in Schools, Phi Delta Kappan, 1994)
  • Pelatihan musik pada anak sebelum usia 7 tahun dihubungkan dengan materi yang lebih putih di Corpus callosum pada bagian otak, serta kinerja yang lebih baik pada tugas-tugas visual yang sinkronisasi sensorimotor, menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan dari Universitas Concordia dan Rumah Sakit Montreal Neurological Institute di McGill University .
  • Sebuah studi telah menemukan bahwa pelajaran musik untuk anak-anak membuat pikiran mereka lebih tajam, ketika mereka tumbuh dewasa. Menurut studi peneliti Brenda Hanna – Pladdy , seorang ahli saraf di Emory University School of Medicine , “Kegiatan Musik sepanjang hidup dapat berfungsi sebagai latihan kognitif yang menantang, membuat otak Anda sehat dan lebih mampu mengakomodasi terhadap tantangan penuaan. Belajar dan praktek memainkan instrumen alat musik mungkin yang membuat koneksi alternatif di otak, yang dapat mengimbangi penurunan kognitif seiring bertambahnya usia.
  • Penelitian lain dari Northwestern University menyimpulkan bahwa pelajaran musik yang didapat di masa kecil bisa bermanfaat bagi otak anak di kemudian hari, bahkan jika ia tidak belajar menjadi dewasa. Para peneliti telah menemukan respon otak yang lebih cepat pada orang dewasa yang lebih tua yang belajar musik, bahkan ketika mereka sudah tidak belajar musik lagi dalam waktu yang lama. Manfaat ini tampaknya lebih kuat dan lama, pada seseorang yang belajar musik semenjak masih anak-anak.
  • Penelitian lain yang terkait musik juga menunjukkan peningkatan pengembangan bahasa, nilai sekolah yang baik, dan perilaku sosial yang lebih baik.

Mengapa hal ini bisa terjadi ?

  • Paparan musik menawarkan banyak manfaat bagi otak anak. Hal ini dapat mendorong penguasaan bahasa, keterampilan, memori, dan keterampilan motorik. Pengalaman musikal mengintegrasikan keterampilan yang berbeda secara bersamaan, sehingga akan mengembangkan beberapa hubungan saraf diotak.
  • Para peneliti juga berpikir bahwa belajar musik dan piano melibatkan penalaran notasi yang panjang dan proporsional. Ketika seorang anak memainkan musik, maka ia juga akan melatih bagian otaknya untuk berfikir proporsional.
  • Musik diperlukan bagi siswa untuk memahami matematika pada tingkat yang lebih tinggi. Anak-anak yang tidak menguasai bidang matematika, maka mereka tidak akan dapat memahami matematika yang lebih maju dan penting dalam bidang teknologi tinggi.
  • Paparan musik juga meningkatkan penalaran spasial – temporal. Ini adalah kemampuan untuk melihat bagian yang dibongkar, dan kemudian menempatkannya secara bersama-sama. Keterampilan matematika juga tergantung pada jenis penalaran ini.
  • Belajar alat musik melibatkan penafsiran notasi dan simbol musik, dimana otak melihat ini untuk membentuk sebuah melodi. Memainkan musik akan meningkatkan otak, dalam kemampuan memvisualisasikan dan mengubah objek dalam ruang dan waktu.
  • Belajar bermain musik juga berguna untuk mengembangkan disiplin, yang bermanfaat terhadap prestasi akademik.

“Ada begitu banyak aspek yang berbeda dalam belajar bermain musik- seperti menghafal, mengekspresikan emosi, belajar tentang interval musik dan akord. Ini adalah sifat multidimensi yang memiliki efek dapat meningkatkan IQ (Inteligence Quotient) , ” kata penulis E . Glenn Schellenberg , dari University of Toronto di Mississauga

Sumber: http://www.tipscaraterbaik.com/apakah-efek-belajar-musik-bisa-meningkatkan-kecerdasan-anak.html#sthash.9z3AQNc4.dpu

0

Perbedaan Psikolog, Psikiater, Psikoanalis dan Dukun

Profesi-profesi ini bergerak dalam bidang yang sama, mengkaji karakteristik jiwa. Jiwa adalah kajian yang abstrak, sehingga banyak pendekatan yang berbeda untuk menjelaskannya. Gangguan terhadap jiwa, dalam penanganannya tergantung pada pendekatan yang digunakan. Seorang psikolog, menggunakan pendekatan psikologi, seorang psikiater menggunakan pendekatan kedokteran, psianalis menggunakan pendekatan psikoanalisis, dan dukun menggunakan pendekatan perdukunan.

Secara keilmuan yang ilmiah (selain pendekatan perdukunan), pada umumnya orang kerap dibingungkan antara psikolog klinis dengan tiga istilah lain yaitu: psikoterapis, psikoanalisis dan psikiater. Mungkin perdukunan disini (khususnya di Indonesia), juga masih memegang pengaruh terutama di daerah-daerah terpencil.

Istilah-istilah diatas memiliki arti yang berbeda:

– Psikoterapis adalah orang yang melakukan psikoterapi. Istilah ini tidak secara resmi diatur. Pada kenyataannya di Amerika Serikat, siapa saja dapat menyatakan dirinya seorang “terapis” tanpa pernah memperoleh pelatihan samasekali.

– Psikoanalis adalah orang adalah orang yang mempraktekkan suatu bentuk terapi, yaitu psikoanalis. Untuk menjadi seorang psikoalis, seseorang harus mendapatkan pendidikan spesialisasi di institute psikoanalisis dan juga harus menjalani psikoanalisis. Hingga saat ini, perizinan untuk menjadi anggota institute psikoanalis (Amerika Serikat) menuntut gelar M.D atau Ph.D., namun lambat laun tuntutan ini terabaikan. Pekerjasosial klinis dengan gelar master, dan bahkan orang awam yang berminat sekalipun, dapat memperoleh izin.

– Psikiater, adalah dokter medis yang telah tiga tahun bekerja dan telah memperoleh pelatihan psikiatri untuk memperoleh cara mendiagnosis dan menangani gangguanmental di bawah pengawasan dokter yang lebih berpengalaman. Seperti psikolog, sejumlah psiakiater melakukan penelitian mengenai masalah-masalah mental disamping menangani para pasien. Dalam praktek pribadi, para psikiater mungkin menangani semua jenis gangguan emosional. Di rumah sakit mereka menangani gangguan-gangguan yang lebih parah, seperti depresi mayor dan skizofrenia. Meskipun psikiater dan psikolog klinis kerap melakukan pekerjaan yang serupa, karena pelatihan para psikiater dibidang medis, mereka lebih sering berfokus pada factor biologis pada berbagai gangguan mental, dan kerap menangani masalah melalui pengobatan medis. Mereka diizinkan untuk member resep obat sementara hingga kini kebanyakan psikolog klinis belum dapat member resep (hanya dua negara bagian di Amerika Serikat yaitu New Mexico dan Lousiana yang member hak pada psikolog yang telah memperoleh pelatihan khusus untuk memberi resep). Meskipun demikian, para psikiater kerap kurang memperoleh pendidikan dan kurang mengikuti perkembangan teori, metode penelitian, serta temuan terakhir di bidang psikologi.

– Dukun, jelas ini adalah profesi yang tidak berdasar pada penelitian ilmiah. Praktek perdukunan masih banyak digunakan diberbagai belahan dunia, khususnya di negara-negara miskin termasuk Indonesia (daerah-daerah terpencil). Pendekatan yang digunakan tidak jelas, bahkan terkadang tidak logis. Dalam penelitian psikologi, dukun bisa menyembuhkan pasien yang sakit, karena menggunakan efek-efek flasebo. Terkadang mereka juga menggunakan ramuan-ramuan dan mantra-mantra, dan hanya dukun saja yang mengetahui apa isi ramuan itu dan apa arti dari mantra yang dibacanya. Mantra dan ramuan mereka sangat sacral diketahui oleh orang lain.

Inilah profesi-profesi yang mempelajari tentang jiwa. Jika anda ingin mengetahui dan mempelajari lebih dalam dan berkeinginan menjadi praktisi kejiwaan, silahkan pilih, apakah anda ingin menjadi seorang psikolog, psikiater atau seorang dukun. Jelas landasan keilmuan mereka sangat berbeda.

0

Pokok-Pokok Penting Matematika dan Kaitannya dengan Kegiatan Penelitian Serta Psikologi Terapan

Psikologi adalah sebuah bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan yang mempelajari mengenai perilaku dan fungsi mental manusia secara ilmiah. Para praktisi dalam bidang psikologi disebut para psikolog. Para psikolog berusaha mempelajari peran fungsi mental dalam perilaku individu maupun kelompok, selain juga mempelajari tentang proses fisiologis dan neurobiologis yang mendasari perilaku.

Dalam penelitian terdapat 2 metode, yaitu metode kuantitatif dan kualitatif. Metode dalam penelitian psikologi sebagai berikut:

1. Metodologi Eksperimental

Cara ini dilakukan biasanya di dalam laboratorium dengan mengadakan berbagai eksperimen. Peneliti mempunyai kontrol sepenuhnya terhadap jalannya suatu eksperimen. Yaitu menentukan akan melakukan apa pada sesuatu yang akan ditelitinya, kapan akan melakukan penelitian, seberapa sering melakukan penelitiannya, dan sebagainya. Pada metode eksperimental, maka sifat subjektivitas dari metode introspeksi akan dapat diatasi. Pada metode instrospeksi murni hanya diri peneliti yang menjadi objek. Metode penelitian umumnya dimulai dengan hipotesis yakni prediksi/peramalan, percabangan dari teori, diuraikan dan dirumuskan sehingga bisa diujicobakan.

2. Observasi Ilmiah

Pada pengamatan ilmiah, suatu hal pada situasi-situasi yang ditimbulkan tidak dengan sengaja. Melainkan dengan proses ilmiah dan secara spontan. Observasi alamiah ini dapat diterapkan pula pada tingkah laku yang lain, misalnya saja: tingkah laku orang-orang yang berada di toko serba ada, tingkah laku pengendara kendaraan bermotor dijalan raya, tingkah laku anak yang sedang bermain, perilaku orang dalam bencana alam, dan sebagainya.

3. Sejarah Kehidupan (metode biografi)

Dalam metode ini orang menguraikan tentang keadaaan, sikap-sikap ataupun sifat lain mengenai orang yang bersangkutan. Pada metode ini disamping mempunyai keuntungan juga mempunyai kelemahan, yaitu tidak jarang metode ini bersifat subjektif. Sejarah kehidupan dapat disusun melalui 2 cara yaitu: pembuatan buku harian dan rekonstruksi biografi.

4. Wawancara

Wawancara merupakan tanya jawab si pemeriksa dan orang yang diperiksa. Agar orang diperiksa itu dapat menemukan isi hatinya itu sendiri, pandangan-pandangannya, pendapatnya dan lain-lain sedemikian rupa sehingga orang yang mewawancarai dapat menggali semua informasi yang dibutuhkan.Baik angket atau interview keduanya mempunyai persamaan, tetapi berbeda dalam cara penyajiannya.

a. Angket

Angket merupakan wawancara dalam bentuk tertulis. Semua pertanyaan telah di susun secara tertulis pada lembar-lembar pertanyaan itu, dan orang yang diwawancarai tinggal membaca pertanyaan yang diajukan, lalu menjawabnya secara tertulis pula. Jawaban-jawabannya akan dianalisis untuk mengetahui hal-hal yang diselidiki Pemeriksaan Psikologi

Dalam bahasa populernya pemeriksaan psikologi disebut juga dengan psikotes Metode ini menggunakan alat-alat psikodiagnostik tertentu yang hanya dapat digunakan oleh para ahli yang benar-benar sudah terlatih. alat-alat itu dapat dipergunakan unntuk mengukur dan untuk mengetahui taraf kecerdasan seseorang, arah minat seseorang, sikap seseorang, struktur kepribadian seeorang, dan lain-lain dari orang yang diperiksa itu.

b. Metode Analisis Karya

Dilakukan dengan cara menganalisis hasil karya seperti gambar – gambar, buku harian atau karangan yang telah dibuat.

c. Metode Statistik

Umumnya digunakan dengan cara mengumpulkan data atau materi dalam penelitian lalu mengadakan penganalisaan terhadap hasil yang telah didapat

Sugiono dalam bukunya “Statistika untuk Penelitain” (2013: 20) menggambarkan peranan statistik dalam penelitian sbb:

1. Alat untuk menghitung besarnya anggota sampel yang diambil dari suatu populasi. Dengan demikian jumlah sampel yang diperlukan lebih dapat dipertanggungjawabkan.

2. Alat untuk menguji validitas dan reliabilitas instrument. Sebelum instrument digunakan untuk penelitian, maka harus diuji validitas dan relabilitasnya terlebih dahulu.

3. Teknik-teknik untuk menyajikan data, sehingga data lebih komunikatif. Teknik-teknik penyajian data seperti ini antara lain: table, grafik, diagram lingkaran dan pictogram.

4. Alat untuk analisis data seperti menguji hipotesis penelitian yang diajukan. Dalam hal ini statistik yang digunakan antara lain: korelasi, regresi, test-test, anova dll

Statistik memegang peranan yang penting dalam penelitian terutama metode penelitian kuantitatif, statistik berperan baik dalam penyusunan model, perumusan hipotesa, dalam pengembangan alat dan instrumen pengumpulan data, dalam penyusunan desain penelitian, dalam penentuan sampel dan dalam analisa data.

Matematika juga penting dalam tes-tes psikologi. Tes-tes psikologi yang menggunakan matematika diantaranya :

· Tes intelegensi

· Tes IQ

· Tes bakat atau bakat skolastik

· Tes psikotes melamar pekerjaan serta tes psikotes dalam PNS

Saat tes psikologi, kita akan menemukan adanya matematika dalam tes-tes psikologi, antara lain :

· Tes Pemikiran Numerik

Tes ini dilakukan untuk menguji kecepatan, kekonsistenan, dan keakuratan menjawab soal dalam bentuk bilangan-bilangan yang ada dimatematika. Biasanya berbentuk barisan atau deret, baik memanjang secara vertikal maupun memanjang secara mendatar atau bias juga mengisi angka-angka dalam kolom atau kotak kotak kosong yang harus diisikan

· Tes Pemikiran Perseptual

Tes ini merupakan salah satu bentuk tes dan tes irama bergambar. Tes ini paling sering diujikan oleh perusahaan, maksudnya tidak lain adalah untuk menyaring calon karyawan yang baik. Didalam ini perusahaan ingin melihat bagaimana ketelitian, kecepatan, dan kepribadian yang dimiliki peserta tes terutama dalam berpikir dengan simbol-simbol,mengenai keprinadian yang ingin dilihat disini bukanlah kepribadian utama yang permanen melainkan hanya kepribadian sesaat atau pada saat itu.

· Tes Kemampuan Spasial

Dalam tes ini adalah tes gambar, baik berirama maupun tidak. tujuanya untuk menggali bagaimana mudahnya anda “melihat” dan memanipulasi potongan-potongan dan figure figure dalam ruang mengenai “jenis” soal tes ini dapat beragam jenis. Salah satunya adalah pemikiran cepat memindahkan potongan-potongan gambar 2 dimesi menjadi 1 bangun dimensi secepat yang anda mampu. Dalam contoh anda hanya memilih salah satu jawaban yang sesuai.

· Tes Berhitung cepat

Disini tes ini diberikan selembar kertas yang seperti kertas koran yang berisi penuh dengan angka-angka yang akan dijumlahkan debgan cepat, baik, dan benar.

Tes ini bertujuan untuk menguji kecepatan berhitung dan keseimbagan otak atau cara berpikir.

0

Pentingnya Pemahaman Matematika dalam Psikologi

Matematika dan Psikologi mempunyai latar belakang ilmu yang berbeda. Mungkin kita akan bertanya, apa kaitannya Psikologi dengan Matematika? Psikologi adalah sebuah bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan yang mempelajari mengenai perilaku dan fungsi mental manusia secara ilmiah. Sedangkan Matematika yang kita kenal adalah ilmu yang mempelajari hitung-hitungan,angka-angka pembagian serta segala sesuatu yang berhubungan dengan angka.

Jika kita melihat sekilas tentag ke 2 bidang ilmu tersebut, pembahasannya berbeda dan tidak ada kaitanya sama sekali, tetapi jika kita berpikir dengan logika atau berpikir dengan cermat, ke 2 bidang ilmu tersebut saling berhubungan. Matematika selalu dibutuhkan dan digunakan untuk berbagai ilmu, termasuk psikologi kerena menerapkan ilmu Matematika dalam pengerjaannya, contohnya saja seperti statistika.

Penggunaan ilmu matematika dalam psikologi bisa kita lihat dari penelitian psikologi dengan menggunakan kuisioner dan ilmu statistika. Cotohnya dalam kasus tes IQ kita bisa lihat kalau tes tersebut menggunakan rumus matematika untuk mendapatkan hasilnya. Tes-tes dalam psikologi juga dapat dibuktikan dalam penalaran ilmu matematika. Penggunaan kuisioner adalah untuk mengumpulkan data, dan untuk mendapatkan hasil dalam penelitian menggunakan ilmu statiska dalam mengolah data.

Statistika ini merupakan ilmu yang mempelajari bagiamana cara merencanakan, mengumpulkan, menganalisis, mempresentasikan data. Singkatnya, statistika merupakan ilmu yang banyak diterapkan dalam berbagai disiplin ilmu, baik itu kehidupan sosialnya maupun ilmu yang harus diterapkan untuk mengetahui manusia tersebut, dari berbagai sudut pandang pada psikologi.

Dalam praktek-praktek atau tes-tes psikologi seperti psikotes, statistika juga digunakan untuk melihat hasil dalam bentuk anga. Statistika juga merupakan hitungan untuk mendapatkan kuantitatif dalam membuat skala psikologi setelah melakukan tes psikologi hasil yang didapat setelah tes, diakumulasikan dengan sebelum tes. Dalam bidang psikologi, statistika dapat digunakan untuk memprediksi perkembangan atau dampak dari suatu perilaku tertentu. Dan melalui statistik seseorang dapat memprediksi apa yang akan terjadi, yakni dengan menganalisis hubungan peristiwa-peristiwa masa lalu dengan apa yang terjadi saat ini dalam masalah yang sama. Atau dapat digunakan dalam membuat grafik hasil test intelegensi, mengelompokkan hasil penelitian, dan sebagainya. Oleh karena itu, pentingnya ilmu matematika (statistika) karena psikologi juga membutuhkan bidang matematika yang bertujuan untuk mengukur kemampuan akurasi, kalkulasi, estimasi, dan ketelitian prilaku seseorang.