0

Artificial Intelligence (AI) dan Sistem Informasi Psikologi

Tugas 4

I. Artificial Intelligence (AI)

Artificial intelligence atau bisa di artikan sebagai kecerdasan buatan, menurut Wikipedia adalah kecerdasan yang ditambahkan kepada suatu sistem yang bisa diatur dalam konteks ilmiah.

Menurut Turban (dalam Kursini, 2006) kecerdasan buatan sebagai ilmu yang mempelajari cara membuat komputer yang dapat bertindak dan memiliki kecerdasan seperti manusia.

Menurut Kursini (2006), kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) merupakan kawasan penelitian, aplikasi dan intruksi yang terkait dengan pemrograman komputer untuk melakukan sesuatu hal yang dalam pandangan manusia adalah cerdas.

Menurut McLeod dan Schell (2008), mengungkapkan kecerdasan buatan adalah aktivitas penyediaan mesin seperti komputer dengan kemampuan untuk menampilkan perilaku yang akan dianggap sama cerdasnya dengan jika kemampuan tersebut ditampilkan oleh manusia.

Berdasarkan beberapa definisi dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan  bahwa artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan adalah kecerdasan yang ditambahkan kepada suatu sistem yang bisa diatur, dapat bertindak melakukan intruksi yang terkait dengan pemerograman komputer untuk menampilkan perilaku yang akan dianggap sama cerdasnya dengan jika kemampuan tersebut ditampilkan oleh manusia.

A. Sejarah Artificial Intelligence (AI)

Menurut Fatta, (2009), Alan Turing pada tahun 1950 melakukan percobaan yang hasilnya bisa dipakai untuk menentukan apakah dalam praktiknya suatu mesin bisa dikatakan cerdas. Percobaan yang dilakukannya cukup sederhana. Turing melakukan percobaan ini pada saat berpikir bahwa komputer yang bisa berpikir seperti otak mausia bisa hadir salam kurun waktu 50 tahun lagi. Ilmu-ilmu baru bermunculan dengan tujuan menghasilkan mesin-mesin cerdas. Bidang penelitian Artificial Intelligence (AI) modern dibentuk pada konferensi di kampus Darthmouth College pada musim panas 1956, yang kemudian akan menjadi pemimpin penelitian-penelitian tentang AI selama beberapa dekade, terutama John McCartney, Marvin Minsky, Allen Newel dan Herbert Simon yang mendirikan laboratorium AI di MIT, CMU dan Stanford.

Di tahun yang sama, program komputer AI pertama yang disebut Logic Theorist, diumumkan. Kemampuan Logic Theorist yang terbatas untuk berpikir mendorong para ilmuwan untuk merancang program lain yang disebut General Problem Solver (GPS), yang ditujukan untuk digunakan dalam memecahkan segala macam masalah. Proyek ini ternyata membuat para ilmuwan yang pertama kali menyusun program ini kewalahan, dan riset AI dikalahkan oleh aplikasi-aplikasi komputer yang tidak terlalu ambisius seperti SIM dan DSS. Namun seiring waktu, riset yang terus-menerus akhirnya membuahkan hasil, dan AI telah menjadi wilayah aplikasi komputer yang solid (dalam McLeod dan Schell, 2008). Bidang-bidang yang termasuk dalam kecerdasan buatan antara lain ialah, penglihatan komputer (computer vision), pengolahan bahasa alami (natural language processing), robotika (robotics), sistem syaraf buatan (artificial neural system), dan sistem pakar (expert system).

B. Artificial Intelligence (AI) dan Kognisi Manusia (Mesin Berpikir)

Laudon dan Laudon (2008), mengatakan kecerdasan buatan terdiri dari sistem berbasis komputer (baik perangkat keras maupun peranti lunak) yang berusaha untuk menyamai tingkah laku manusia. Sistem semacam ini mampu mempelajari bahasa, menyelesaikan pekerjaan fisik, dan menyamai keahlian dan cara pengambilan keputusan manusia. Walaupun aplikasi kecerdasan buatan tidak dapat menyamai kecerdasan manusia dalam hal keluasan, kompleksitas, keaslian, dan generalitas pemikiran, kecerdasan buatan ini memiliki peranan penting dalam manajemen pengetahuan.

Tujuan penilitian dari AI itu sendiri meliputi penalaran, pengetahuan, perencanaan, pembelajaran, pemrosesan bahasa alami, persepsi dan kemampuan untuk mengerakan dan memanipulasi objek. Kecerdasan umum adalah salah satu tujuan jangka panjang dari AI. AI sudah menciptakan sejumlah besar alat untuk menyelesaikan masalah yang sulit pada bidang komputer. Bidang AI mengacu pada ilmu komputer, matematika, psikologi, linguistik, filsafat, ilmu saraf, psikologi buatan dan banyak lainnya.

Kecerdasan tidak bisa di pisahkan dengan kemampuan kognitif seseorang manusia, setiap manusia memimpikan ingin mempunyai teknologi yang super canggih, dan terbukti semakin banyak orang yang menciptakan sebuah karya yang berkaitan dengan teknologi seperti robot yang mirip dengan manusia, computer yang semakin canggih atau bisa disebut dengan AI. Semakin berkembangnya zaman, semakin pula berkembangnya program komputer. Seperti jika kita membutuhkan sesuatu program komputer akan mencarikannya untuk kita hingga hal terkecil pun dicarinya, banyak ilmuwan juga yang sudah merancang robot yang sangat mirip dengan manusia akhir-akhir ini, apa yang dilakukan oleh manusia maka robot itu pun juga bisa melakukannya.

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa, secanggih apapun program komputer itu tidak akan lebih canggih dari kognitif seorang manusia. Tanpa adanya pikiran dan kemampuan manusia untuk menciptakan AI, itu semua tidak akan pernah ada artinya.

 II. Sistem Informasi Psikologi

Menurut Jogiyanto (2005) sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.

Menurut Bodnar dan Hopwood (2000) informasi merupakan data yang diolah sedemikian rupa sehingga bisa dijadikan dasar dalam mengambil sebuah keputusan yang tepat dan benar.

Menurut Basuki (2008) psikologi adalah ilmu pengetahuan (ilmiah) yang mempelajari perilaku, sebagai manifestasi dari kesadaran proses mental, aktivitas motorik, kognitif dan juga emosional.

Menurut definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi psikologi adalah sebuah prosedur pelaksanaan yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan yang digunakan untuk mengolah kumpulan data yang didalamnya meliputi bidang psikologi (perilaku manusia).

A. Desain Sistem Informasi Psikologi

Menurut Gaol (2008) sistem informasi psikologi bertujuan mendapatkan pemahaman bagaimana manusia pembuat keputusan merasa dan menggunakan informasi formal. Sistem informasi psikologi adalah suatu bidang kajian ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara ilmu psikologi itu sendiri dalam kaitannya dengan penggunaan komputer dan aplikasinya dalam bidang psikologi. Selain itu, Sistem informasi psikologi memberikan suatu inovasi dan tentunya kemudahan pada bidang psikologi dalam pengaplikasiannya. Penggunaan sistem informasi dalam psikologi dimungkinkan karena banyak hal dalam dunia psikologi yang masih bisa dikelola dengan sentuhan komputerisasi.

Contoh nyata dari pengaplikasian sistem informasi psikologi dalam kehidupan adalah penggunaan teknologi dalam pengambilan data tes psikologi, dalam hal ini umumnya komputer (komputerisasi alat tes psikologi). Misalnya penggunaan tes psikologi secara virtual penggunaan teknologi eyetracking yang memungkinkan seseorang untuk mengurangi bahkan menyembuhkan gangguan psikologis ADHD, dan beragam fobia. Contoh lainnya adalah banyak tes-tes psikologi yang dulu diberikan secara manual sudah bisa dikomputerisasi seperti papikostick, hal ini merupakan kerjasama antar bidang ilmu komputer dan psikologi yang pada akhirnya bermanfaat untuk peningkatan kualitas tes psikologi itu sendiri.

B. Menggunakan Komputer Sebagai Alat Bantu Pengolahan Informasi dalam Psikologi

Semakin modern ini banyak hal yang dengan mudah dilakukan ditambah lagi penggunaan teknologi yang semakin maju dan berkembang. Dengan sistem informasi yang semakin berkembang pesat, hal ini dimanfaatkan dengan baik oleh para ahli dibidang psikolog. Seperti pada HRD sebuah perusahaan yang sekarang ini banyak menggunakan software tentang alat tes agar waktu yang digunakan dalam menyeleksi calon karyawan baru lebih cepat dan efisien, serta tidak membuang tenaga para penyeleksinya. Selain itu para konselor juga memanfaatkan dengan baik seperti melakukan konseling online untuk anak-anak, remaja, wanita, pria dan orang-orang yang membutuhkan atau mencari bantuan psikologis.

Dalam perkuliahan salah satu aplikasi yang sering digunakan dalam psikologi adalah program SPSS, aplikasi SPSS merupakan salah satu program komputer yang dapat digunakan dalam psikologi. SPSS adalah program komputer yang dipakai untuk analisis statistika. SPSS biasanya dipergunaan dalam mengolah data penelitian seperti skripsi dan penelitian ilmiah serta beerbagai mata kuliah yang memerlukan aplikasi SPSS.

Daftar Pustaka

Basuki, A. M. H. (2008). Psikologi umum. Jakarta: Universitas Gunadarma.

Bodnar, G. H., & Hopwood, W. S. (2000). Sistem informasi akutansi, terjemahan Amir Abadi Jusuf, Rudi M. Tambunan. Jakarta : Salemba Empat.

Fatta, Hanif A. (2009). Rekayasa sistem pengenalan wajah. Yogyakarta: ANDI.

Gaol, C.J.L. (2008). Sistem informasi manajemen. Jakarta: Grasindo.

https://id.wikipedia.org/wiki/Kecerdasan_buatan (Diakses pada tanggal 18 January 2019; pukul 10.13 WIB).

Jogiyanto. (2005). Analisis dan desain sistem informasi.Yogyakarta : Penerbit Andi.

Kursini. (2006). Sistem pakar, teori dan aplikasi. Yogyakarta: ANDI.

Laudon, Kenneth C., Laudon, Jane P. (2009). Sistem informasi manajemen. Jakarta: Salemba Empat.

McLeod, R. & Schell, George P. (2008). Sistem Informasi Manajemen, Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat.

 

0

Sistem Informasi Berbasis Komputer (Computer base information system)

Tugas 3

  1. Sistem Pengolahan Data

Pengertian dari pengolahan data atau data processing merupakan manipulasi data ke bentuk yang lebih informatif atau berupa informasi. Informasi merupakan hasil dari kegiatan pengolahan suatu data dalam bentuk tertentu yang lebih berarti dari suatu kegiatan atau suatu peristiwa. Tujuan dari pengolahan data adalah untuk menghasilkan dan memelihara record organisasi yang akurat dan up-to-date.

Terdapat empat tugas pengolahan data, yaitu pengumpulan data, perubahan data atau maipulasi data, penyimpanan data, dan penyimpanan dokumen.

  1. Pengumpulan Data; pada pengumpulan data, sistem pengolahan data mengumpulkan data yang menjelaskan setiap tindakan internal organisasi dan transaksi lingkungan organisasi.
  2. Perubahan Data atau Manipulasi Data; perubahan data atau manipulasi data adalah proses pengolahan data menjadi informasi yang lebih berguna. Proses yang dilakukan dalam perubahan data ini meliputi:
  • Pengklasifikasian

Elemen-elemen data tertentu dalam catatan digunakan sebagai kode. Di bidang komputer, kode adalah salah satu atau beberapa karakter yang di gunakan untuk mengidentifikasi dan mengelompokkan catatan. Misalnya suatu catatan gaji mencakup kode-kode yang mengidentifikasi pegawai, departemen pegawai, dan klasifikasi gaji pegawai.

  • Pengurutan (sorting)

Catatan-catatan disusun sesuai urutan tertentu berdasarkan kode atau elemen data lain. Misalnya, file catatan gaji disusun sehingga semua catatan untuk pegawai terkumpul menjadi satu.

  • Perhitungan

Operasi aritmatika dan logika dilaksanakan pada elemen-elemen data untuk menghasilkan elemen-elemen data tambahan. Dalam sistem gaji misalnya, upah per jam dikalikan dengan jam kerja untuk menghasilkan pendapatan kotor.

  • Pengikhtisaran

Terdapat begitu banyak data yang perlu disintesis, atau disarikan menjadi bentuk total, subtotal, rata-rata, dan lain-lain.

3. Penyimpanan Data; data disimpan pada media penyimpanan sekunder dan file dapat di integrasikan secara logis untuk membentuk suatu database. Sebagian besar data dalam database adalah data akuntansi.

4. Penyiapan Dokumen; Sistem Informasi Akuntansi (SIA) menghasilkan output untuk perorangan dan organisasi baik di dalam dan di luar organisasi. Umumnya, output berbentuk dokumen tercetak. Namun, semakin banyak pemakai menggunakan tampilan layar. Output pada SIA dipicu oleh 2 hal, pertama oleh suatu tindakan, output dihasilkan jika sesuatu terjadi. Dan yang kedua oleh jadwal waktu, output dihasilkan pada saat tertentu. Proses tersebutlah yang dimaksud proses penyiapan dokumen

Contoh sistem pengolahan data dalam pandangan orang, sistem pengolahan data adalah sama dengan sistem akuntansi. Pandangan ini didasarkan pada kenyataan bahwa pada mulanya komputer hanya diterapkan untuk tugas akuntansi, dan penggunaanya disebut pengolahan data elektronik atau EDP. Dalam sistem akutansi yang dikenal, ada sistem pengolah data yang lebih spesifik yaitu sistem database. Sistem database merupakan teknologi yang hadir seiring dengan perkembangan teknologi komputer yang dimana diciptakan dan dikembangkan secara khusus untuk mengolah database agar dapat diakses dengan lebih mudah dan cepat namun juga tetap akurat agar penggunaannya tentu semakin efektif dan efisien sesuai dengan tuntutan jaman dan perkembangan dari teknologi informasi saat ini. Konsep database yaitu integrasi logis dari catatan-catatan file. Selama beberapa tahun telah digunakan empat jenis pengolahan data :

  • Sistem manual

Sistem pertama adalah manual system ini hanya terdiri atas orang, pulpen, pensil, dan buku besar (ledger) untuk membuka entri. Buku besar menggambarkan record dari operasi perusahaan.

  • Mesin keydriven

Penemuan mesin ini seperti cas register, mesin ketik dan kalkulator meja meringankan tugas pengurusan data yang besar.

  • Mesin punched card

Dengan cara yang sama sejumlah organisasi yang besar mencatat transaksi mereka dalam bentuk punched card (kartu berlubang) dan menggunakan mesin punched card pemeliharaan dan pengolahan file yang penting.

  • Komputer

Sekarang semua organisasi yang besar maupun yang kecil sangat mengandalkan komputer untuk melakukan mayoritas pengolahan data mereka.

Peranan pemrosesan data dalam pemecahan masalah dapat bermanfaat untuk meminimalkan kebutuhan dari tenaga manusia. Hal ini dikarenakan pekerjaan yang sudah dapat dilakukan secara otomatis dengan bantuan alat seperti komputer. Keuntungan lainnya dalam menggunakan pengolahan data adalah dari kemampuan komputer dalam memproses data yang lebih besar dan akurat serta memiliki kecepatan yang lebih baik dan dapat dilakukan secara otomatis dan juga serentak.

Proses kerja komputer secara sederhana adalah menerima perintah yang user masukan melalui perangkat input seperti keyboard dan mouse. Kemudian computer mengolah perintah yang sudah diterima dari user, perangkat keras yang mengelola perintahnya adalah prosesor atau juga sering disebut sebagai otak komputer. Lalu mengeluarkan (output) hasil dari perintah yang sudah diolah didalam prosesor melalui perangkat output seperti monitor (mengeluarkan tampilan), spiker (mengeluarkan suara), printer (mengeluarkan hasil cetakan) dan melalui perangkat output. Dalam sebuah komputer terdapat alat input dan output yang bekerja saling berhubungan satu sama lain. Semua alat input dan output dapat berkontribusi pada pemecahan masalah baik secara langsung dan tidak langsung. Contoh: keyboard, display, printer dan plotter (berperan langsung), source data automation device, microfilm (berperan tidak langsung).

Seperti halnya perangkat keras, perangkat lunak dapat juga berperan langsung atau tidak langsung. Contoh: sistem operasi (berperan tidak langsung), aplikasi bisnis umum dan industri (berperan tidak langsung), sebagian perangkat lunak aplikasi peningkatan produktivitas organisasi perorangan (berperan tidak langsung), spreadsheet, analisis statistik dan perkiraan, manajemen proyek (berperan langsung).

 

  1. Sistem Informasi Manajemen

Sistem informasi manajemen atau SIM (management information system) adalah sistem perencanaan bagian dari pengendalian internal suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi, dan prosedur oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis seperti biaya produk, layanan, atau suatu strategi bisnis. Sistem informasi manajemen di bedakan dengan sistem informasi biasa karena SIM digunakan untuk menganalisis sistem informasi lain yang diterapkan pada aktivitas operasional organisasi. Secara akademis, istilah ini umumnya digunakan untuk merujuk pada kelompok metode manajemen informasi yang berkaitan dengan otomasi atau dukungan terhadap pengambilan keputusan manusia, misalnya sistem pendukung keputusan, sistem pakar, dan sistem informasi eksekutif.

Tujuan dari sistem informasi manajemen adalah  untuk mengelola organisasi maupun perusahaan dengan lebih baik dan diharapkan mampu memanfaatkan penggunaan sistem informasi manajemen sebagai keunggulan kompetitif. Tujuan lainnya yaitu digunakan dalam perancangan dan pengimplementasian prosedur atau aturan, proses, dan rutinitas yang menghasilkan laporan yang lebih akurat, konsisten dan on time.

Konsep Sistem Informasi Organisasional, SIM adalah serangkaian sub-sistem informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi yang secara rasional mampu menstransformasikan data sehingga menjadi informasi dengan berbagai cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat manajer dasar kriteria mutu yang telah ditetapkan . Dengan kata lain SIM merupakan suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang sama. Dalam teori SIM, komputer bukan prasyarat mutlak bagi sebuah SIM, namun dalam praktek SIM yang baik tidak akan ada tanpa bantuan kemampuan pemrosesan komputer. Bagaimanapun juga untuk melakukan koordinasi dalam SIM akan lebih terbantu jika melibatkan komputer.

Peranan SIM dalam pemecahan masalah, SIM mempunyai peranan yang sangat penting di dalam suatu organisasi. Karena sangat mempengaruhi terhadap maju mundurnya sebuah organisasi. Setiap organisasi baik itu organisasi yang besar maupun yang kecil pasti mempunyai sistem informasi yang berbeda-beda, tergantung dari kebutuhan dan masalah yang terjadi pada organisasi tersebut.

Penerapan SIM dalam suatu organisasi pasti akan melibatkan penggunaan komputer untuk membantu mengolah data yang ada untuk menjadi informasi yang dibutuhkan. Informasi yang tepat, cepat dan akurat akan menjadikan suatu organisasi menjadi berkembang dengan pesat. Semakin besar suatu organisasi maka semakin kompleks lah pengelolaan sistem informasinya, karena data yang diolah menjadi semakin banyak dan bervariasi. Dukungan sistem informasi manajemen pada pembuatan keputusan dalam suatu organisasi dapat diuraikan menurut tiga tahapan proses pembuatan keputusan, yaitu pemahaman, perancangan (design), dan pemilihan.

  • Pemahanan, SIM adalah pada proses penyelidikan yang meliputi pemeriksaan data baik dengan cara yang telah ditentukan maupun dengan cara khusus. SIM harus memberikan kedua cara tersebut. Sistem Informasi sendiri harus meneliti semua data dan mengajukan permintaan untuk diuji mengenai situasi-situasi yang jelas dan menuntut perhatian. Baik SIM maupun organisasi harus menyediakan saluran komunikasi untuk masalah-masalah yang diketahui dengan jelas agar disampaikan kepada organisasi tingkat atas sehingga masalah-masalah tersebut dapat ditangani.
  • Peracangan (design), kaitannya dengan SIM adalah membuat model-model keputusan untuk diolah berdasarkan data yang ada serta memprakarsai pemecahan-pemecahan alternatif. Model-model yang tersedia harus membantu menganalisis alternatif-altematif. Dukungan SIM terdiri dari perangkat lunak statistika serta perangkat lunak pembuatan model lainnya.
  • Pemilihan, SIM menjadi paling efektif apabila hasil-hasil perancangan disajikan dalam suatu bentuk yang mendorong pengambilan keputusan. Apabila telah dilakukan pemilihan, maka peranan SIM berubah menjadi pengumpulan data untuk umpan balik dan penilaian kemudian. Dukungan SIM pada tahap pemilihan adalah memilih berbagai model keputusan melakukan analisis kepekaan (analisis sensitivitas) serta menentukan prosedur pemilihan.
  • Keputusan, dukungan SIM untuk pembuatan keputusan terdiri dari suatu database yang lengkap, kemampuan pencarian kembali database, perangkat lunak statistika dan analitik lainnya, serta suatu dasar model yang berisi perangkat lunak pembuatan model-model keputusan. Pada dasarnya peranan SIM tersebut pada proses pemahaman, yang menyangkut penelitian lingkungan untuk kondisi-kondisi yang memerlukan keputusan. Istilah pemahaman disini mempunyai arti sama dengan pengenalan masalah. Kemudian pada proses perancangan serta pada proses pemilihan.

 

  1. Sistem Penunjang Keputusan (SPK)

Sistem Pendukung atau Penunjang Keputusan (SPK) adalah sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan pemecahan masalah maupun kemampuan pengkomunikasian untuk masalah dengan kondisi semi terstruktur dan tak terstruktur. Sistem ini digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi semi terstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat.

SPK bertujuan untuk menyediakan informasi, membimbing, memberikan prediksi serta mengarahkan kepada pengguna informasi agar dapat melakukan pengambilan keputusan dengan lebih baik.

Jenis Keputusan yang dibuat pada dasarnya dikelompokkan dalam 2 jenis, antara lain:

  • Keputusan Terprogram

Keputusan ini bersifat berulang dan rutin, sedemikian hingga suatu prosedur pasti telah dibuat menanganinya sehingga keputusan tersebut tidak perlu diperlakukan.

  • Keputusan Tak Terprogram

Keputusan ini bersifat baru, tidak terstruktur dan jarang  konsekuen. Tidak ada metode yang pasti untuk menangani masalah ini karena belum ada sebelumnya atau karena sifat dan struktur persisnya tak terlihat atau rumit atau karena begitu pentingnya sehingga memerlukan perlakuan yang sangat khusus.

Konsep sistem penunjang keputusan dimulai pada akhir tahun 1960-an dengan timesharing komputer. Untuk pertama kalinya seorang dapat berinteraksi langsung dengan komputer tanpa harus melalui spesialis informasi. Baru pada tahun 1971 diciptakan oleh G. Anthony Gorry dan Michael S. Scott Morton. Mereka merasa perlunya suatu kerangka kerja untuk mengarahkan aplikasi computer kepada pengambil keputusan manajemen dan mengembangkan apa yang telah dikenal sebagai gorry and scott morton grid berdasarkan nama kedua tokoh tersebut.

Model Sistem Pendukung atau Penunjang Keputusan, menurut Raymond McLeod, Jr (1998) adalah penyederhanaan (abstraction) dari sesuatu. Sedangkan menurut Efraim Turban (1998) adalah sebuah representasi atau abstraksi realitas yang disederhanakan.

Manfaat model dalam suatu pengambilan keputusan, antara lain untuk mengetahui apakah hubungan yang bersifat tunggal, untuk memperjelas mengenai hubungan signifikan diantara unsur-unsur itu, untuk merumuskan hipotesis mengenai hakikat hubungan-hubungan antar variable, untuk memberikan pengelolaan terhadap pengambilan keputusan.

Klasifikasi Model Penunjang Keputusan dapat dilakukan berdasarkan sebagai berikut:

  • Tujuannya: model latihan, model penelitian, model keputusan, model perencanaan, dan lain sebagainya.
  • Bidang penerapannya (field of application): model tentang transportasi, model tentang persediaan barang, model tentang pendidikan, model tentang kesehatan, dan sebagainya
  • Tingkatannya (level): model tingkat manajemen kantor, tingkat kebijakan nasional, kebijakan regional, kebijakan local, dan sebagainya.
  • Ciri waktunya (time character): model statis dan model dinamis.
  • Bentuknya (form): model dua sisi, satu sisi, tiga dimensi, model konflik, model non konflik, dan sebagainya.
  • Pengembangan analitik (analytic development): tingkat dimana matematika perlu digunakan.
  • Kompleksitas (complexity): model sangat terinci, model sederhana, model global, model keseluruhan, dan lain-lain.
  • Formalisasi (formalization): model mengenai tingkat dimana interaksi itu telah direncanakan dan hasilnya sudah dapat diramalkan, namun secara formal perlu dibicarakan juga.

Quade membedakan model ke dalam dua tipe, yakni model kuantitatif dan model kualitatif.

  • Model kuantitatif; merupakan serangkaian asumsi yang tepat yang dinyatakan dalam serangkaian hubungan matematis yang pasti.
  • Model kualitatif; digambarkan melalui kombinasi dari deduksi-deduksi asumsi-asumsi tersebut dan dengan pertimbangan yang lebih bersifat subjektif mengenai proses atau masalah yang pemecahannya dibuatkan model.

Gullet dan Hicks memberikan beberapa klasifikasi model pengambilan keputusan yaitu, pertama model probabilitas (the concept of probability and expected value), umumnya model-model keputusannya merupakan konsep probabilitas dan konsep nilai harapan member hasil tertentu. Kedua konsep tentang nilai-nilai harapan (the Concept of Expectedvalue), digunakan dalam pengambilan keputusan yang akan diambilnya nanti menyangkut kemungkinan-kemungkinan yang telah diperhitungkan bagi situasi dan kondisi yang akan datang. Ketiga model matriks(the payoff matrix model), model khusus yang menyajikan kombinasi antara strategi yang digunakan dan hasil yang diharapkan. Keempat model pohon keputusan (decision tree model), model ini merupakan suatu diagram yang cukup sederhana yang menunjukkan suatu proses untuk merinci masalah-masalah yang dihadapinya lalu dibuatkan alternatif-alternatif pemecahan beserta konsekuensi masing-masing. Kelima model kurva indiferen (kurva tak acuh), merupakan kurva berbentuk garis dimana setiap titik yang berada pada garis kurva tersebut mempunyai tingkat kepuasan atau kemanfaatan yang sama.

Pemodelan Matematis adalah abstrak, pemodel itu mewakili beberapa entity, yaitu objek dan aktivitas. Contohnya jika sebuah model mewakili perusahaan maka perusahaan itu disebut entity-nya.

Keuntungan pemodelan matematis adalah proses pemodelan menjadi pengalaman belajar. Kecepatan simulasi memberikan kemampuan bagi kita untuk mengevaluasi dampak keputusan dalam jangka waktu yang singkat. Model memberikan daya peramalan. Dan model membutuhkan biaya yang lebih murah daripada metode trial and error. Sedangkan kerugian model matematis adalah sulitnya pemodelan sistem bisnis dan akan menghasilkan model yang tidak dapat menangkap semua pengaruh pada entity. Dibutuhkan keterampilan matematika yang tinggi untuk menggembangkan model yang lebih kompleks secara pribadi.

Sistem Penunjang Keputusan Berkelompok

Untitled

Peranan SPK dalam pemecahan masalah, GDSS berkontribusi pada pemecahan masalah dengan berkomunikasi yang lebih baik yang memungkinkan keputusan yang lebih baik dengan menjagadiskusi terfokus pada masalah yang menyebabkan kita dapat menghemat waktu. Dengan penghematan waktu tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi lebih banyak lagi alternatif.

Contoh Kasus

Manfaat sistem informasi berbasis komputer sangatlah besar bagi ilmu psikologi dalam pengolahan data, penyimpanan data, maupun skoring sebuah hasil pemeriksaan psikologis. Meskipun semua memudakan psikolog, tetapi penskoringan hasil pemeriksaan psikologis jauh lebih baik diperiksa secara manual agar tidak salah dalam menginpretasi. Untuk memudahkan psikolog dalam melakukan tes psikologi dengan menggunakan computer  lebih mudah dan ekonomis karena alat tes psikologi harganya lumayan mahal. Sehingga kita bisa memanfaatkan komputer untuk membuat program seperti alat tes psikologi.

Selain untuk membuat alat tes psikologi, sistem informasi berbasis komputer juga bisa digunakan untuk menghitung dan mengetahui hasil dari suatu penelitian.

Daftar Pustaka

https://tenayamedia.wordpress.com/2017/08/12/sistem-pengolahan-data-dan-sistem-informasi-manajemen/ (diakses pada tanggal 28 November 2018; pukul 17.30 WIB)

https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi_manajemen (diakses pada tanggal 28 November 2018; pukul 18.00 WIB)

https://jurnalmanajemen.com/pengertian-sistem-informasi-manajemen/ (diakses pada tanggal 28 November 2018; pukul 18.30 WIB)

http://lecturer.fikom.umi.ac.id/lilis/2016/04/02/sistem-pendukung-keputusan/ (diakses pada tanggal 28 November 2018; pukul 18.40 WIB)

http://said-bloggerpemula.blogspot.com/2010/12/normal-0-false-false-false-in-x-none-x_23.html (diakses pada tanggal 28 November 2018; pukul 18.55 WIB)

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/11/sistem-penunjang-keputusan-5/ (diakses pada tanggal 28 November 2018; pukul 22.00 WIB)

http://ekanitaa.blogspot.com/2017/01/tugas-3-sistem-informasi-berbasis.html (diakses pada tanggal 28 November 2018; pukul 22.52 WIB)

http://erma_sova.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/31304/SISTEM+PENUNJANG+KEPUTUSAN.pdf (diakses pada tanggal 28 November 2018; pukul 19.00 WIB)

https://sisteminformasi.unisbank.ac.id/2016/02/25/model-sistem-pendukung-keputusan-spk/ (diakses pada tanggal 28 November 2018; pukul 19.10 WIB)

0

Sistem Informasi Berbasis Komputer (Computer Based Information System)

Tugas 2

Definisi Sistem Informasi Berbasis Komputer (Computer Based Information System)

Di kutip melalui http://www.kompasiana.com, sistem informasi berbasis komputer merupakan suatu sistem pengolahan data menjadi informasi yang berkualitas dan digunakan senbagai alat bantu dalam pengambilan keputusan, koordinasi dan kendali serta visualisasi dan analisis. Dengan kata lain, sistem informasi berbasis komputer mengandung arti bahwa komputer memiliki peran yang sangat penting dalam sistem pembangkit informasi.

Menurut http://www.materikuliahmanajement.blogspot.com (2013), Computer Based Information System (CBIS) atau Sistem Informasi Berbasis Komputer merupakan suatu sistem pengolah data menjadi sebuah informasi yang berkualitas dan dipergunakan untuk suatu alat bantu pengambilan keputusan.

Berdasarkan beberapa efinisi diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi berbasis komputer adalah suatu sistem pengolahan data menjadi informasi yang berkualitas dan digunakan senbagai alat bantu dalam pengambilan keputusan, koordinasi dan kendali serta visualisasi dan analisis.

Beberapa hal yang terkait dengan Computer Based Information System antara lain sebagai berikut :

  • Data

Data merupakan deskripsi dari sesuatu dan kejadian yang kita hadapi.Jadi pada intinya, data merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian dan merupakan kesatuan nyata yang nantinya akan digunakan sebagai bahan dasar suatu informasi.

  • Informasi

Informasi merupakan hasil dari pengolahan data menjadi bentuk yang lebih berguna bagi yang menerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian nyata dan dapat digunakan sebagai alat bantu untuk pengambilan suatu keputusan.

  • Sistem

Sistem merupakan entitas, baik abstrak maupun nyata, dimana terdiri dari beberapa komponen yang saling terkait satu sama lain. Objek yang tidak memiliki kaitan dengan unsur-unsur dari sebuah sistem bukanlah komponen dari sistem tersebut.

  • Sistem Informasi

Sistem Informasi merupakan sistem pembangkit informasi. Dengan integrasi yang dimiliki antar subsistemnya, sistem informasi akan mampu menyediakan informasi yang berkualitas, tepat, cepat dan akurat sesuai dengan manajemen yang membutuhkannya.

  • Berbasis Komputer

Sistem Informasi “berbasis komputer” mengandung arti bahwa komputer memainkan peranan penting dalam sebuah sistem informasi. Secara teori, penerapan sebuah Sistem Informasi memang tidak harus menggunakan komputer dalam kegiatannya. Tetapi pada prakteknya tidak mungkin sistem informasi yang sangat kompleks itu dapat berjalan dengan baik jika tanpa adanya komputer. Sistem Informasi yang akurat dan efektif, dalam kenyataannya selalu berhubungan dengan istilah “computerbased” atau pengolahan informasi.

Computer Based Information System

Istilah Computer Based Information System (CBSI) sebenarnya mengacu pada sistem informas yang dikembangkan berbasis teknologi komputer.

Computer Based Information System = Hardware + Software + People + Procedures + Information.

Hirarki Data

Secara tradisional , data diorganisasikan ke dalam suatu hirarki uang terdiri atas elemen data, rekaman (record), dan berkas (file).

Elemen data

Elemen data adalah satuan data terkecil yang tidak dapat dipecah lagi menjadi unit lain yang bermakna. Istilah lain untuk elemen data adalah medan (field), kolom, item, dan atribut.

  • Rekaman, rekaman adalah gabungan sejumlah elemen data yang saling terkait. Dalam sistem basis data relasional, rekaman biasa disebut dengan istilah tupel atau baris.
  • Berkas, himpunan seluruh rekaman yang bertipe sama membentuk sebuah berkas. Berkas dapat dikatakan sebagai kumpulan rekaman data yang berkaitan dengan suatu subjek.

Macam-macam penyimpanan Sekunder

  • SASD (Penyimpanan Berurutan); SASD atau penyimpanan berurutan (sequential) adalah media penyimpanan untuk mengisikan catatn yang diatur dalam susunan tertentu.
  • DASD (Penyimpanan Akses Langsung); Penyimpanan akses langsung adalah suatu cara mengorganisasikan data yang memungkinakan catatan-catatan ditulis dan dibaca tanpa pencarian secara berurutan.

Pemrosesan Data

  • Pemrosesan Batch; pengumpulan tarnsaksi dan pemrosesan semua sekaligus dalam batch.
  • Pemrosesan Online; pengelolahan transaksi satu per satu, kadang saat terjadinya transaksi, karena pengolahan online berorientasi transaksi.
  • Sistem Realtime; sistem ini mengandalikan sistme fisik, dimana sistem ini mengharuskan komputer berespon cepat pada sistem fisik.

Contoh Kasus

2

1

Contoh kasus data-data di atas diproses dengan menggunakan suatu sistem di komputer, dengan sistem yang menggunakan proses transaksi satu persatu dan dengan menggunakan perhitungan cepat. Data diatas mengukur hubungan atau keterikatan atau pengaruh  psychology well being (PWB) dengan atau terhadap big five personality. Berdasarkan data dapat dilihat bahwa data tersebut menghasilkan hipotesis yaitu terdapat beberapa nilai yang signifikan dan beberapa juga terdapat nilai yang tidak signifikan.

Dengan adanya sistem informasi berbasis komputer atau computer based information system (CBSI)  manusia dapat dengan mudah memproses dan mengolah data-data agar dapat mendapatkan hasil yang dicari.

 

Daftar Pustaka

https://www.kompasiana.com/ervanhasby/5718ef2f61afbdc10a007217/sistem-informasi-berbasis-komputer-cbis (diakses pada tangggal 26 November 2018; pukul 9:09 WIB)

http://materikuliahmanajement.blogspot.com/2013/12/sistem-informasi-berbasis-komputer.html (diakses pada tangal 26 November 2018; pukul 09:12 WIB)

http://ridhakhan.blogspot.com/ (diakses pada tanggal 26 November 2018; 09:31 WIB)

0

Definisi Operasional Kreativitas

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kreativitas dan Keterbakatan

Dosen : Mahargyantari Purwani Dewi

logo ug

Disusun oleh :

Kelompok 2

Afina Darajat (10515236)

Ni Made Puspa A. (15515031)

Tsanas Nabillah S. (17515522)

( Kelas 3PA12)

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS GUNADARMA

DESEMBER 2017

 

  1. Definisi Operasional Kreatifitas

Dalam kehidupan ini kreativitas sangat penting, karena kreativitas merupakan suatu kemampuan yang sangat berarti dalam proses kehidupan manusia. Kreativitas manusia melahirkan pencipta besar yang mewarnai sejarah kehidupan umat manusia dengan karya-karya spektakulernya. Seperti Bill Gate, si raja Microsof, JK. Rowlling dengan novel Harry Poternya, Ary Ginanjar dengan  ESQ (Emotional & Spiritual Question), penulis Pramudia Anatatur dengan karya-karyanya yang tak lekang oleh waktu,  penyanyi Krisdayanti, Melly Goeslow, Seniman Titik Puspa, dll. Apa yang mereka ciptakan adalah karya orisinil yang luar biasa dan bermakna, sehingga orang terkesan dan memburu karyanya.

Kreativitas tidak hanya sekedar keberuntungan tetapi merupakan kerja keras yang disadari.  Kegagalan bagi orang yang kreatif hanyalah merupakan variabel pengganggu untuk keberhasilan. Dia akan mencoba lagi, dan mencoba lagi hingga berhasil. Orang yang kreatif menggunakan pengetahuan yang kita semua memilikinya dan membuat lompatan yang memungkinkan, mereka memandang segala sesuatu dengan cara-cara yang baru. Gordon Dryden (dalam Priyatna 2012) mengatakan bahwa ,” Suatu ide adalah kombinasi baru dari unsur-unsur lama. Tidak ada elemen baru, yang ada hanyalah kombinasi-kombinasi baru.”

Dapatkah  manusia menjadi kreatif? Tony Buzan (dalam Priyatna 2012) menulusi di bukunya yang berjudul Head First mengatakan bahwa, ”Kreativitas dahulu dianggap sebagai anugerah yang ajaib, yang hanya dimiliki oleh segelintir orang. Sekarang kita tahu bahwa kecerdasan merupakan anugerah ajaib yang dimiliki semua orang. Menguraikan kekuatan kecerdasan kreatif hanyalah masalah memahami bagaimana melakukannya.”

Meningkatkan kreativitas merupakan bagian integral dari kebanyakan program untuk anak berbakat.  Jika ditinjau program atau sasaran belajar siswa, kreativitas biasanya disebut sebagai prioritas, kreativitas memungkinkan penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu dan teknologi, serta dalam semua bidang usaha manusia. Salah satu kendala konseptual utama terhadap studi kreativitas adalah pengertian kreativitas sebagai sifat yang diturunkan/diwariskan oleh orang yang berbakat luar biasa atau genius. Kreativitas, disamping bermakna baik untuk pengembangan diri maupun untuk pembangunan masyarakat juga merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, yaitu kebutuhan akan perwujudan diri sebagai salah satu kebutuhan paling tinggi bagi manusia.

Apa yang dimaksud dengan kreativitas? Banyak buku yang membahas kreativitas, kelompok kami akan menyampaikan beberapa pendapat para ahli tentang kreativitas.

Kreativitas menurut KBBI (dalam Priyatna 2012) adalah kemampuan untuk mencipta atau daya cipta.

Menurut David Campbell (dalam Priyatna 2012), kreativitas  adalah kegiatan yang mendatangkan hasil yang sifatnya :

  1. Baru (novel) : inovatif, belum ada sebelumnya, segar, menarik, aneh, mengejutkan.
  2. Berguna (useful) : lebih enak , lebih praktis, mempermudah, memperlancar, mendorong, mengembangkan, mendidik, memecahkan masalah, mengurangi hambatan, mengatasi kesulitan, mendatangkan hasil lebih baik/ banyak.
  3. Dapat dimengerti (understandable) : hasil yang sama dapat dimengerti dan dapat dibuat di lain waktu

 

Definisi Operasional Kretivitas menurut Utami Munandar (dalam Priyatna 2012) merupakan, kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan originalitas dalam berfikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkayam memperinci) suatu gagasan”.

Pengertian kreativitas menunjukkan ada tiga tekanan kemampuan, yaitu yang berkaitan dengan kemampuan untuk mengkombinasikan, memecahkan atau menjawab masalah, dan cerminan kemampuan operasional anak kreatif.

Dari beberapa uraian definisi di atas dapat dikemukakan bahwa kreatifitas pada intinya merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk ciri-ciri aptitude maupun non aptitude, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.

  1. Definisi Kreativitas Menurut Clark

Clark Moustakis (dalam Kebugaran dan Jasmani 2015), ahli psikologi humanistic menyatakan bahwa kreativitas adalah pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan alam, dan dengan orang lain.

Definisi Kreativitas dari Clark berdasarkan hasil berbagai penelitian tentang spesialisasi belahan otak, mengemukakan kreativitas merupakan ekspresi tertinggi keterbakatan dan sifatnya terintegrasikan, yaitu sintesa dari semua fungsi dasar manusia yaitu: berfikir, merasa, menginderakan dan intuisi (basic function of thingking, feelings, sensing and intuiting).

Kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk berpikir, mengembangkan serta menciptakan konsep-konsep maupun gagasan baru. Jadi operasional kreativitas adalah kemampuan seseorang dalam mengembangkan konsep-konsep tersebut sehingga bisa di terapkan dalam melakukan suatu penelitian.

Daftar Pustaka

Priyatna, J. (2012). Definisi operasional kreativitas. Dalam http.//jusuf-priyatna.blogspot.co.id/2012/02/definisi-operasional-kreativitas.html/. Di akses pada tanggal 13 Oktober 2017.

Kebugaran dan Jasmani. (2015). Pengertian kreativitas definisi menurut Clark. Dalam http://kebugarandanjasmani.blogspot.co.id/2015/12/pengertian-kreativitas-definisi-menurut.html/. Di akses pada tanggal 13 Oktober 2017.

 

0

GANGGUAN MAKAN BULIMIA NERVOUSA

bulimia-e-anorexia-3Ketika seseorang memiliki ketakutan yang amat sangat pada kelebihan berat badan yang dapat mengganggu rasa percaya dirinya, maka orang tersebut akan mencari berbagai cara untuk menangani masalahnya tersebut. Apakah ada gangguan yang menangani masalah rasa takut akan berat badan yang berlebih tersebut? Gangguan tersebut dikatakan dengan gangguan makan. Gangguan makan dibagi menjadi dua, yaitu bulimia nervousa dan anoreksia nervousa. Kali ini kami akan bahas lebih lanjut mengenai bulimia nervousa, sebelum membahasnya kami akan memberikan contoh kasus mengenai Bulimia Nervousa.

 

Contoh Kasus

Lady Gaga Inez & Vinoodh

Kisah Lady Gaga Derita Bulimia

VIVAnews- Demi mempertahankan penampilan tubuh ideal, banyak selebritas memiliki masalah gangguan makan. Seperti yang dialami Demi Moore. Tapi ternyata, bukan hanya Moore yang mengalami masalah itu, penyanyi eksentrik Lady Gaga juga pernah menjadi penderita bulimia saat masih duduk di bangku SMA.

Secara terang-terangan, pelantun tembang ‘Alejandro’ ini mengungkapkan kisahnya saat menjadi penderita gangguan makan. Gaga mengaku, dulu ia selalu memuntahkan makanan yang masuk ke dalam perutnya demi mengharapkan perubahan tubuh menjadi langsing layaknya seorang ballerina. Gaga pun mengatakan, dulu ia tak suka dengan bentuk tubuhnya yang berisi.

Berbicara saat konfrensi ‘It’s Our Turn’ di Los Angeles 8 Februari lalu, Gaga berkata, “Dulu aku muntah sepanjang waktu di SMA. Jadi aku tidak percaya diri. Saya ingin menjadi balerina kecil yang kurus tapi saya adalah seorang gadis kecil Italia yang bahenol yang selalu disuguhi bakso di atas meja makan oleh ayahnya setiap malam”.

“Setiap aku aku pulang aku selalu berkata, ‘Ayah, mengapa kau selalu memberi kami makanan ini, saya harus menjadi kurus’. Ayah ku pun berkata, ‘Makan spaghetti mu’, kisah Gaga seperti dikutip laman  Female First. 

Bagi Gaga, bukan hal yang mudah mengungkapkan seluruh kisah hidupnya di masa lalu pada orang lain. Apalagi soal penderitanya mengalami bulimia.  “Ini sangat sulit, tetapi aku harus berbicara dengan seseorang tentang hal itu.” Gaga mengakui masalah gangguan makan yang dialaminya sempat merusak suaranya, karena itulah, ia akhirnya berhenti membuat dirinya sakit. “Itu membuat suara saya buruk, jadi saya harus berhenti”.

Penyanyi eksentrik ini juga mengaku, hingga saat ini ia masih khawatir tentang berat badannya. Tetapi, ia akan berusaha  mendesak para gadis muda untuk berhenti terobsesi menjadi kurus. “Saya memang masih harus berjuang mempertahankan berat tubuh ideal saya untuk sebuah video dan untuk  setiap cover majalah. Tapi ingat, ini bukan untuk kehidupan nyata. Aku akan mengatakan ini pada gadis-gadis. Perangi diet hanya untuk memiliki tubuh seperti model, karena pada akhirnya, itu bisa mempengaruhi anak-anak  usia muda.  Dan itu membuat para gadis sakit, ” imbaunya.

Apakah bulimia nervousa itu?

Bulimia berasal dari bahasa Yunani yang berarti “lapar seperti sapi jantan”. Gangguan ini mencakup episode konsumsi sejumlah besar makanan secara cepat, diikuti dengan perilaku kompensatori, seperti muntah, puasa, atau olahraga berlebihan, untuk mencegah bertambahnya berat badan. DSM mendefinisikan makan berlebihan sebagai makan makanan dalam jumlah yang sangat banyak dalam waktu kurang dari dua jam. Terdapat satu perbedaan mencolok antara Bulimia Nervosa dengan Anoreksia Nervosa, yaitu adalah penurunan berat badan. Pasien yang menderita Anoreksia nervosa mengalami penurunan berat badan yang secara drastis, sedangkan pasien Bulimia nervosa tidak.

Pada Bulimia, makan berlebihan biasanya dilakukan secara diam-diam, dapat dipicu oleh stress dan berbagai emosi negatif yang ditimbulkannya, dan terus berlangsung hingga orang yang bersangkutan merasa sangat kekenyangan (Grilo, Shiffman, & Carter-Campbell, 1994). Para penderita bulimia nervosa menuturkan bahwa mereka hilang kendali ketika makan berlebihan, bahkan hingga ke titik mengalami sesuatu yang mirip dengan keadaan dissosiatif, mungkin kehilangan kesadaran terhadap apa yang mereka lakukan dan merasa bahwa bukan diri mereka yang makan berlebihan. Mereka biasanya malu dengan kondisi tersebut dan mencoba menutupinya.

Bulimia nervosa biasanya terjadi pada akhir masa remaja atau awal masa dewasa. Sekitar 90 persen kasus terjadi pada perempuan, dan prevalensi pada perempuan diperkirakan sekitar 1 hingga 2 persen dari populasi. Banyak pasien Bulimia nervosa kelebihan berat badan sebelum gangguan tersebut, dan makan berlebihan sering kali dimulai saat menjalani diet. Bulimia nervosa dikaitkan dengan sejumlah diagnosis lain, terutama depresi, gangguan kepribadian terutama gangguan kepribadian borderline, gangguan anxietas, penyalahgunaan zat, dan gangguan tingkah laku. Dalam studi terhadap orang kembar ditemukan bahwa bulimia dan depresi berhubungan secara genetic (Walters dkk., 1992).

Setelah selesai makan berlebihan, rasa jijik, rasa tidak nyaman, dan takut bila berat badan bertambah memicu tahap kedua Bulimia nervosa, pengurasan untuk menghilangkan efek asupan kalori karena telah makan berlebihan. Paling sering penderita memasukkan jari-jari mereka ke tenggorokan agar tersedak dan muntah. Penyalahgunaan obat-obat pencahar dan diuretic serta berpuasa dan olahraga berlebihan juga dilakukan untuk mencegah penambahan berat badan.

Terdapat dua tipe bulimia nervosa, yaitu :

  1. Tipe Purging: Sengaja melakukan perbuatan mengeluarkan makanan atau sisa-sisa makanan, dengan cara merangsang muntah dan menggunakan obat pencahar.
  2. Tipe Non-purging: Dengan sengaja melakukan perbuatan berlebihan untuk mengkompensasi makanan yang berlebihan. Misalnya dengan olahraga mati-matian sampai pingsan, atau puasa sampai sakit maag atau pingsan. Dalam beberapa studi, orang-orang Bulimia dengan tipe non-purging memiliki berat badan lebih besar, lebih jarang makan berlebihan, dan menunjukkan lebih sedikit psikopatologi dibandingkan dengan orang-orang Bulimia tipe purging.

Karakteristik Diagnostic (DSM-IV-TR)

Orang dengan Bulimia Nervosa akan mengalami :

  • Makan berlebihan secara berulang,
  • Pengurasan berulang untuk mencegah bertambahnya berat badan,
  • Simtom-simtom terjadi sekurang-kurangnya 2 kali seminggu selama sekurang-kurangnya 3 bulan, dan
  • Penilaian diri sangat tergantung pada bentuk tubuh dan berat badan.

Karakteristik Diagnostic (DSM-V-TR)

  1. Peristiwa mengulang dari binge eating adalah karakteristik dari keduanya yaitu:
  2. Makan dalam waktu berbeda atau terpisah,
  3. Rasa kurang atau kontrol makan selama periode.
  4. Perilaku konpensasi yang berulang tidak tepat untuk mencegah kenaikan berat badan, seperti memaksakan diri untuk muntah; penyalahgunaan obat pencahar, obat yang mengeluarkan urin, atau obat-obatan yang lain; puasa; atau olahraga yang berlebih.
  5. Binge eating dan perilaku kompensasi yang tidak tepat keduanya terjadi, rata-rata, setidaknya sekali dalam seminggu selama 3 bulan.
  6. Evaluasi diri sendiri terlalu banyak dipengaruhi oleh bentuk tubuh dan berat badan.
  7. Gangguan tidak terjadi secara khusus selama periode anorexia nervosa.

Diagnosis Banding

Sindroma Kluver-Bucy

Ciri patologis yang dimanifestasikan oleh sindroma Kluver-Bucy adalah agnosia visual, menjilat dan menggigit yang kompulsif, memeriksa objek dengan mulut, ketidakmampuan mengenali tiap stimulus, plasiditas, perubahan perilaku seksual (hiperseksualitas), dan perubahan kebiasaan makan, khususnya hiperfagia. Sindroma Kleine-Levin

Sindroma Kleine-Levin terdiri dari hipersomnia periodik yang berlangsung dua sampai tiga minggu atau hiperfagia.

Komplikasi :

  • Dehidrasi.
  • Ketidak seimbangan elektrolit yang menyebabkan aritmia dan mati mendadak.
  • Alkalosis metabolik.
  • Pembesaran kelenjar ludah.
  • Karies gigi.
  • Esofagitis.
  • Keluarnya cairan dari esopagus (esophageal tears) dan ruptura gastrik.

Etiologi yang menjadi pemicu terjadinya bulimia nervosa

  • Faktor Biologis

Genetik, bulimia nervosa dapat terjadi dalam satu keluarga. Studi terhadap saudara kembar terkait gangguan makan juga menunjukkan pengaruh genetik. Sebagian besar studi mengenai Bulimia dan Anoreksia menunjukkan tingkat kesesuaian yang lebih tinggi pada saudara kembar. Faktor-faktor genetik yang umum dapat berperan dalam hubungan antara karakteristik kepribadian tertentu, seperti emosionalitas negatif dan gangguan makan.

  • Faktor Keluarga

Gangguan makan sering kali berkembang dari adanya konflik dalam keluarga. beberapa terori berfokus pada efek brutal dari self awareness terhadap orang tua. Mereka mengatakan bahwa beberapa remaja menggunakan penolakan untuk makan sebagai cara menghukum orang tua mereka karena perasaan kesepian dan ke terasingan yang mereka rasakan di rumah.

Sikap keluarga terhadap berat badan dan diet berperan penting, sikap ibu yang membatasi perilaku makan anak akan membuat anak merasa tidak kompeten untuk mengatur perilaku makannya sehingga gangguan makan lebih banyak terjadi pada keluarga dimana orangtua selalu mengkritik berat badan, bentuk tubuh dan kebiasaan makan anaknya.

Tanpa memperhatikan faktor yang memicu munculnya gangguan makan, dukungan sosial bisa menjadi salah satu faktor yang mempertahankan keberadaan gangguan makan. anak-anak dengan gangguan makan dapat secara cepat menjadi pusat perhatian pada keluarga mereka, dan menerima perhatian dari orang tua yang mungkin sebelumnya kurang.

  • Faktor Sosiokultural

Berbagai standar budaya mengenai bentuk tubuh ideal feminine yang berubah sepanjang waktu. Para perempuan yang memang benar-benar kelebihan berat badan atau hanya takut menjadi gemuk mungkin juga merasa tidak puas dengan tubuh mereka. Ketidak puasan akan bentuk tubuh tampaknya semakin meningkat dan merupakan predictor kuat perkembangan gangguan makan di kalangan remaja perempuan.

Selain itu, preokupasi, untuk menjadi kurus atau merasa ditekan untuk menjadi kurus memprediksi meningkatnya ketidak puasan dengan bentuk tubuh di kalangan remaja perempuan, yang pada akhirnya memprediksi diet yang lebih sering dan timbulnya berbagai emosi negatif. Tubuh kurus yang ideal berdasarkan standar sosiokultural kemungkinan merupakan sarana yang membuat orang-orang mempelajari rasa takut menjadi gemuk atau bahkan merasa gemuk. Selain menciptakan bentuk tubuh yang tidak diinginkan, menjadi gemuk memiliki berbagai konotasi negatif, seperti tidak suksesan dan kurang memiliki control diri.

Perempuan mungkin merasa malu dengan tubuh mereka bila melihat ke tidak cocokan antara standar ideal individu sedikit berbeda dari standar ideal diri mereka dan penilaian budaya (yang diobjektivikasi) tentang perempuan. Hal ini menunjukkan peng-objektivikasian diri sendiri dan rasa malu tentang bentuk tubuh terkait dengan gangguan makan.

  • Faktor Gender

Salah satu alasan utama mengapa gangguan makan lebih umum terjadi pada perempuan dibanding laki-laki adalah bahwa pada kaum perempuan standar budaya masyarakat Barat menguatkan keinginan untuk menjadi kurus dibanding laki-laki. Selain itu, nilai-nilai sosiokultural mendorong objektivikasi tubuh perempuan, sedangkan kaum laki-laki lebih dihargai berdasarkan berbagai keberhasilan mereka. Resiko gangguan makan pada kelompok perempuan yang sangat peduli terhadap berat badan, misalnya, para model, penari, dan pesenam, sangat tinggi (Garner dkk., 1980).

  • Faktor Neuropsikologi

Gangguan Makan dan Otak. Opioid endogenus adalah zat yang diproduksi tubuh yang mengurangi sensasi sakit, meningkatkan mood, dan menekan selera makan, setidak-tidaknya pada mereka yang memiliki berat badan rendah. Opioid diproduksi dalam kondisi kelaparan dan dianggap berperan dalam anoreksia dan bulimia, namun dengan cara yang berbeda. Hardy dan Waller (1988) mengajukan hipotesis bahwa bulimia dimediasi oleh kadar opioid endogenus yang rendah, yang diperkirakan menimbulkan rasa lapar; suatu kondisi eforia kemudian dihasilkan oleh pencernaan makanan, sekaligus menguatkan kondisi makan berlebihan.

Beberapa data memperkuat teori bahwa opioid endogenus berperan dalam gangguan makan, paling tidak bulimia. Contohnya, Waller dkk. (1986) dan Brewerton dkk. (1992) menemukan kadar beta-endorfin opioid endogenus yang rendah pada pasien bulimia. Dalam studi yang dilakukan Waller juga diamati bahwa semakin parah kasus-kasus bulimia memiliki kadar beta-endorfin yang lebih rendah. Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa berbagai temuan tersebut menunjukkan bahwa rendahnya kadar opioid terjadi bersamaan dengan bulimia, tidak terlihat bahwa kadar rendah tersebut terjadi sebelum timbulnya gangguan tersebut. Perubahan asupan makanan dapat memengaruhi sistem opioid dan bukan sebaliknya. Dengan demikian, tidak jelas apakah sistem opioid terlibat dalam etiologi bulimia baik secara langsung maupun tidak langsung.

Beberapa penelitian memfokuskan pada beberapa neurotransmitter yang berhubungan dengan makan dan rasa kenyang. Penelitian terhadap hewan menunjukkan bahwa serotonin menyebabkan rasa kenyang. Dengan demikian, bisa saja bahwa makan berlebihan pada penderita bulimia dihasilkan dari kurangnya serotonin yang menyebabkan mereka tidak bisa mereka tidak bisa merasa kenyang pada saat makan. Dari berbagai studi lain ditemukan bukti-bukti meningkatnya metabolit serotonin di dalam plasma atau cairan serebrospinal (CSF- cerebrospinal fluid) pada pasien anoreksia (Kaye dkk., 1991) sehingga peran serotonin dalam anoreksia tidak sepenuhnya jelas. Terkait bulimia, bukti-bukti yang ada tampaknya lebih konsisten, dimana sebagian besar temuan menunjukkan turunnya kadar metabolit serotonin (a.l., Carrasco dkk., 2000; Jimerson dkk., 1992; Kaye dkk., 1998). Penederita bulimia juga menunjukkan respon yang lebih kecil terhadap agonis serotonin (Jimerson dkk., 1997; Levitan dkk., 1997). Bila pada pasien yang telah sembuh dari bulimia nervosa kadar serotoninya menurun, mereka menunjukkan peningkatan kognisi terkait gangguan makan, seperti merasa gemuk (Smith, Fairburn, & Cowan, 1999).

Data lain mendukung pemikiran bahwa kurangnya serotonin dapat terkait dengan anoreksia dan bulimia. Obat-obat antidepresan yang sering kali merupakan penanganan afektif bagi anoreksia dan bulimia diketahui meningkatkan kadar serotonin sehingga memperbesar kemungkinan pentingnya serotonin. Serotonin dapat terkait dengan depresi komorbid yang sering kali terdapat pada anoreksia dan bulimia dan dengan perilaku impulsif pasien yang menderita bulimia nervosa.

Pandangan teori-teori psikologi mengenai Bulimia Nerovosa

  • Pandangan Psikodinamika

Terdapat banyak teori psikodinamika mengenai gangguan makan, namun sebagian besar berpendapat bahwa penyebab utamanya terdapat dalam hubungan orang tua-anak yang terganggu dan sepekat bahwa beberapa karakteristik kepribadian penting, seperti harga diri yang rendah dan perfeksionisme, ditemukan pada individu yang memiliki gangguan makan. Berbagai teori psikodinamika juga menyatakan bahwa simtom-simtom gangguan makan menjadi suatu pemenuhan bagi keberhasilan mempertahankan diet ketat atau tidak tumbuh secara seksual dengan menjadi sangat kurus sehingga tidak mencapai tubuh seorang perempuan pada umumnya (Goodsitt, 1997).

Teori psikodinamika lain, menyatakan bahwa Bulimia nervosa pada perempuan berakar dari kegagalan untuk mengembangkan kesadaran diri yang kuat karena hubungan ibu-anak yang dipenuhi konflik. Makanan menjadi symbol kegagalan hubungan tersebut. Makan berlebihan dan pengurasan yang dilakukan si anak mencerminkan konflik antara kebutuhan akan ibu dan keinginan untuk menolak ibu.

  • Pandangan Kognitif-Perilaku

Para penderita Bulimia nervosa dianggap memiliki kekhawatiran berlebihan dengan penambahan berat badan dan penampilan tubuh. Pasien Bulimia nervosa memang menilai diri mereka terutama berdasarkan berat badan dan bentuk tubuh mereka. Mereka juga memiliki kepercayaan diri yang rendah, dan karena berat badan serta bentuk tubuh cukup lebih mudah dikendalikan dibanding aspek diri yang lain, mereka cenderung memfokuskan pada berat badan dan bentuk tubuh, dan berharap bahwa usaha mereka dalam bidang ini akan membuat mereka secara umum merasa lebih baik.

Mereka mencoba mengikuti pola makan terbatas yang sangat kaku, dengan aturan ketat mengenai jumlah asupan makanan, jenis makanan yang dimakan dan kapan harus makan. Aturan ketat tersebut pada akhirnya dilanggar, dan pelanggaran tersebut meningkat menjadi makan berlebihan. Setelah makan berlebihan, timbul perasaan jijik dan rasa takut menjadi gemuk, sehingga memicu tindakan kompensatori seperti muntah. Meskipun pengurasan untuk sementara mengurangi kecemasan karena telah makan berlebihan, yang memicu makan berlebihan dan pengurasan yang semakin sering, suatu siklus yang mempertahankan berat badan yang dikehendaki, namun mengandung berbagai konsekuensi medis. Ditemukan beberapa kondisi lain yang semakin meningkatkan banyaknya asupan makanan pada orang-orang yang melakukan pembatasan makanan setelah asupan awal, yang perlu dicatat adalah beragam mood negatif, seperti kecemasan dan depresi.

Meningkatnya konsumsi makanan pada orang-orang yang membatasi asupan makanannya terutama terjadi ketika citra diri mereka terancam dan jika mereka memiliki harga diri rendah. Apabila orang-orang yang membatasi asupan makanannya mendapatkan umpan balik yang salah bahwa mereka memiliki berat badan tinggi, mereka merespons dengan peningkatan emosi negatif dan peningkatan konsumsi makanan.

Penderita Bulimia nervosa umumnya makan berlebihan bila menghadapi stres dan mengalami afek negatif. Sehingga makan berlebihan berfungsi sebagai alat mengendalikan afek negatif. Pasien Bulimia mengatakan meningkatnya kadar kecemasan mereka ketika mereka makan, namun tidak dapat melakukan pengurasan dan penuturan diri tersebut telah divalidasi melalui pengukuran fisiologis, seperti konduktans kulit. Secara sama, kadar kecemasan menurun setelah pengurasan, sekali lagi memperkuat pemikiran bahwa pengurasan diperkuat oleh berkurangnya kecemasan.

Pencegahan yang dapat dilakukan

  • Pencegahan primer

Ditujukan pada populasi yang berisiko tinggi seperti murid SMP perempuan untuk mencegah timbulnya gangguan makan pada mereka yang asimtomatik. Sejumlah program pendidikan dapat dicoba berdasarkan asumsi bahwa pengetahuan dapat mengubah sikap dan perilaku, program tersebut ditekankan pada pemahaman tentang citra diri.

  • Pencegahan sekunder

Bertujuan untuk deteksi dan intervensi dini, dengan memberikan pendidikan pada petugas kesehatan di pusat pelayanan kesehatan primer. Dengan intervensi dini morbiditas dapat diturunkan.

Penanganan-penanganan untuk Bulimia Nervosa

  • Penanganan Biologis

Karena Bulimia nervosa sering kali komorbid dengan depresi, ganguan ini ditangani dengan berbagai antidepresan. Minat difokuskan pada fluoksetin. Perempuan dengan Bulimia ditangani sebagai pasien rawat jalan selama delapan minggu. Fluoksetin ternyata lebih memberikan hasil dibandingkan placebo untuk mengurangi makan berlebihan dan muntah, juga mengurangi depresi dan sikap yang menyimpang terhadap makanan dan makan. Dalam sebagian besar studi termasuk studi double-blind dengan kelompok control placebo, mengkonfirmasi kemampuan berbagai macam antidepresan untuk mengurangi pengurasan dan makan berlebihan, bahkan di kalangan pasien yang tidak mengalami perbaikan dalam penanganan psikologis yang diberikan sebelumnya.

Dari segi negatifnya, jauh lebih banyak pasien yang tidak tuntas menjalani penanganan dengan obat-obatan dalam berbagai studi tentang bulimia dibanding yang tidak tuntas menjalani jenis penanganan kognitif-perilaku. Dalam studi multisentral tentang fluoksetin, hampir sepertiga pasien berhenti sebelum akhir masa penanganan yang berlangsung selama delapan minggu, teruatama disebabkan efek samping obat-obatan yang diberikan. Bandingkan dengan angka kurang dari lima persen pasien yang berhenti dari lima persen pasien yang berhenti dari terapi kognitif-behavioral. Terlebih lagi, sebagian besar pasien kambuh ketika pemberian berbagai jenis obat antidepresan dihentikan, seperti yang terjadi dengan sebagian besar obat-obatan psikoaktif. Terdapat beberapa kecenderungan untuk kambuh tersebut berkurang bila antidepresan diberikan dalam konteks terapi kognitif-behavioral.

  • Penanganan Psikologis Bulimia Nervosa

Psikoterapi Kognitif-Behavioral Therapy (CBT) harus dianggap sebagai, patokan lini pertama pengobatan untuk bulimia nervosa. Data pendukung efektivitas CBT didasarkan pada kepatuhan yang ketat dan harus betul-betul dilaksanakan dengan sangat rinci, petunjuk-dipandu perawatan yang mencakup sekitar 18 sampai 20 sesi selama 5 sampai 6 bulan. CBTmenerapkan sejumlah prosedur kognitif dan perilaku untuk (1) mengganggu siklus mempertahankan diri perilaku makan berlebihan dan diet dan (2) mengubah kognisidisi fungsional individu, yaitu keyakinan tentang makanan, berat badan, citra tubuh, dan keseluruhan konsep diri.

Dynamic Psikoterapi (Pengobatan psikodinamik) pasien dengan bulimia nervosa telah mengungkapkan kecenderungan untuk mengkonkretkan mekanisme pertahanan introjective dan proyektif.Dengan cara yang analog dengan membelah, pasien membagi makanan ke dalam dua kategori: item yang bergizi dan mereka yang tidak sehat. Makanan yang ditunjuk bergizi dapat dicerna dan dipertahankan karena secara tidak sadar melambangkan introjects baik. Tapi junk food secara tidak sadar berhubungan dengan introjects buruk dan oleh karena itu, dikeluarkan melalui muntah, dengan sadar bahwa semua fantasi merusak, kebencian, dan kejahatan sedang dievakuasi. Pasien sementara dapat merasa nyaman setelah muntah karena evakuasi fantasi, tapi perasaan yang terkait menjadi baik adalah singkat karena didasarkan pada kombinasi tidak stabil.

Terapi keluarga juga dapat dilakukan yaitu dengan memperbaiki pola-pola interaksi untuk memutus pola enmeshment dan rigidity, dan membuat anak perempuannya mengubah kebiasaan makannya.

DAFTAR PUSTAKA

Davidson, Gerrald C, dkk. (2006). Psikologi Abnormal, Edisi 9. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Nevid, Jeffrey S, dkk. (1997). Abnormal Psychology in a Changing world, fifth edition. New Jersey: Rentice Hall.

Halgin, Ricahard P, dkk. (2010). Abnormal Psychology Clinical Perspectives on Psychology disorders, New York: Mc. Graw Hill.

http://www.viva.co.id/showbiz/287076-kisah-lady-gaga-derita-bulimia

1

Fenomena-Fenomena yang Berkaitan dengan Psikologi dan Internet

Nama: Tsanas Nabillah S

Kelas:2PA12

NPM: 17515522

A. Plagiat dalam Internet

download-2

Menurut kamus umum bahasa Indonesia, plagiat adalah tindakan mengambil atau pengambilan karangan (pendapat, dsb) orang lain dan disiarkan sebagai karangan (pendapat, dsb) sendiri. Plagiat adalah suatu tindakan menyalin hasil kerja orang lain dan menggunakannya sebagai hasil kerja sendiri. Di dunia sastra istilah plagiat sudah lama dikenal, dan merupakan suatu pelanggaran.

Sekarang istilah plagiat sudah mulai sering digunakan dalam dunia komputer. Hal ini disebabkan karena dunia maya adalah dunia yang bebas. Orang bebas mengakses apa saja pada dunia maya. Hal ini meyebabkan banyaknya istilah copas (copy paste) dalam dunia maya. Tindakan mengkopas karya tulis orang yang telah di posting, sudah menjadi hal yang biasa dalam dunia nyata. Hal inilah yang membuat plagiat menjadi salah satu bagian dari cyber crime. Menurut undang-undang no 19 tahun 2002, Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Tindakan-tindakan yang melanggar hak cipta disebut sebagai plagiat. Pelanggaran pada hak cipta akan mendapatkan ganjaran seperti yang ada pada undang undang no 19 tahun 2002 pasal 72. Di indonesia untuk mengatasi kejahatan kejahatan di dunia maya telah dibuat UU ITE atau lebih dikenal dengan istilah undang undang cyber crime.

  • Sejarah Munculnya Plagiat dalam Internet

Sejarah singkat lahirnya istilah plagiarism dalam menulis Pada tahun 1450, Gutenberg dengan “Printing Press”nya merevolusi akses publik karya tulis dan kontrol teks kesusastraan yang pada saat itu sangat ketat dikendalikan oleh dewan gereja. Dua ratus lima puluh lima tahun berikutnya, tepatnya pada tahun 1675, lahirlah “Licensing Act” yang mengontrol ledakan publikasi. Hampir tiga dekade berikutnya, yakni pada tahun 1704, Sembilan koran diterbitkan di kota London. Selang lima tahun berikutnya, untuk pertama kalinya “Philosophical Transaction Journal” diterbitkan oleh the Royal Society of London. Setahun kemudian, pikiran dan gagasan pribadi diakui secara resmi sebagai “Property”. Pada tahun yang sama, lahirlah “England’s Statute of Anne” yang mengakui “authorial rights” yang menandai lahirnya “copyrights law”.

  • Elemen Plagiat

Dalam buku Bahasa Indonesia: Sebuah Pengantar Penulisan Ilmiah, Felicia Utorodewo dkk. menggolongkan hal-hal berikut sebagai tindakan plagiarisme :

  1. Mengakui tulisan orang lain sebagai tulisan sendiri,
  2. Mengakui gagasan orang lain sebagai pemikiran sendiri,
  3. Mengakui temuan orang lain sebagai kepunyaan sendiri,
  4. Mengakui karya kelompok sebagai kepunyaan atau hasil sendiri,
  5. Menyajikan tulisan yang sama dalam kesempatan yang berbeda tanpa menyebutkan asal-usulnya,
  6. Meringkas dan memparafrasekan (mengutip tak langsung) tanpa menyebutkan sumbernya, dan
  7. Meringkas dan memparafrasekan dengan menyebut sumbernya, tetapi rangkaian kalimat dan pilihan katanya masih terlalu sama dengan sumbernya.
  8. Yang digolongkan sebagai plagiarisme:
  9. Menggunakan tulisan orang lain secara mentah, tanpa memberikan tanda jelas (misalnya dengan menggunakan tanda kutip atau blok alinea yang berbeda) bahwa teks tersebut diambil persis dari tulisan lain, dan
  10. Mengambil gagasan orang lain tanpa memberikan anotasi yang cukup tentang sumbernya.
  11. Yang tidak tergolong plagiarisme:
  12. Menggunakan informasi yang berupa fakta umum. menuliskan kembali (dengan mengubah kalimat atau parafrase) opini orang lain dengan memberikan sumber jelas, dan
  13. Mengutip secukupnya tulisan orang lain dengan memberikan tanda batas jelas bagian kutipan dan menuliskan sumbernya.
  14. Isu-isu Global berkaitan dengan Plagiat dalam Internet

Beberapa universitas di negara bagian Australia Barat berusaha keras untuk menanggulangi masalah dimana para mahasiswa semakin banyak yang berbuat curang dalam menyelesaikan tugas, terutama membuat tulisan. Tindakan plagiarisme ini diduga karena banyaknya situs internet yang menawarkan jasa membuat tulisan, dengan membayar.

Menurut laporan The West Australian hari Jumat (19/4/2013), angka yang didapat dari empat universitas di Australia Barat ini menunjukkan bahwa dalam dua tahun terakhir, 4.000 mahasiswa mendapatkan peringatan ataupun tindakan indisipliner karena memasukkan karya tulis yang bukan buatan mereka sendiri, bekerja -sama ataupun mencontek selama ujian. Angka dari dua tahun sebelumnya hanya 2.000 kasus.

Universitas terbesar di Perth, Curtin mengeluarkan 1.914 peringatan terhadap tindakan plagiat selama dua tahun terakhir, dan tindakan disiplin diberikan dalam 837 kasus. Sejak tahun 2011, 418 mahasiswa mendapatkan peringatan atau tindakan disiplin karena plagiat di Universitas Western Australia, 398 di Edith Cowan dan 312 di Murdoch. Tindakan disiplin bisa berupa pengurangan angka penilaian sampai dengan pemecatan.

Menurut Wakil Rektor Universitas Western Australia Grady Venville, peningkatan jumlah mahasiswa merupakan salah satu sebab meningkatnya tindakan curang tersebut. Dia juga menambahkan bahwa para mahasiswa juga tergoda karena adanya sejumlah penawaran di internet maupun di sosial media yang menawarkan diri untuk membuat karya tulis. Prof Venville mengatakan, mahasiswa yang kuliah sambil bekerja sehingga mengalami lebih banyak stres dan memutuskan untuk berbuat curang. Menurut laporan koresponden Kompas di Australia L. Sastra Wijaya, menurut data yang ada, bertambahnya mahasiswa asing dari negara seperti China, India dan Vietnam dalam beberapa tahun terakhir – dengan kemampuan berbahasa Inggris terbatas – menjadi salah satu sebab meningkatnya jasa membantu menulis di internet.

Namun di zaman internet ini, kemampuan universitas untuk mendeteksi kecurangan juga lebih mudah. Bila sebuah karya tulis tampak begitu bagus, dengan kalimat yang runtut, para dosen bisa melakukan pengecekan di internet dan membandingkan tulisan tersebut untuk melihat apakah kalimat ini dicomot dari tempat lain.

Sumber: http://deanadablogger.blogspot.co.id/2016/10/plagiat-dalam-internet.html?m=1

B. Pornografi dalam Internet

download-3

Internet merupakan suatu hal yang hampir setiap hari kita dengar. Bahkan, dalam kehidupan yang di sekitar kita yang semakin maju, internet merupakan kebutuhan primer yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan kita sehari-hari. Sayangnya, ada orang yang tidak bertanggung jawab yang menyebarkan keburukan, bahkan kejahatan di internet. Salah satu kejahatan di internet adalah kejahatan pornografi atau dalam Bahasa Inggrisnya dikenal sebagai cyber pornography. Cyber Pornography diartikan sebagai menurut Zakaria(2011:89) bentuk kejahatan kesusilaan yang menggunakan internet sebagai media utama dalam penyebaran segala sesuatu yang mengandung unsur porno dan seksual.

Cyber Pornography pada dasarnya hanyalah sebuah media untuk menyebarkan gambar-gambar atau video yang tidak pantas untuk ditonton ataupun dilihat. Namun, pada beberapa hari terakhir ini hingga tanggal pembuatan artikel ini, website yang berisi gambar atau video porno dibuat untuk dijadikan media transaksi video atau gambar dalam bentuk DVD ataupun CD, baik dengan menggunakan metode transfer ke suatu rekening, maupun dengan berbagai macam metode pembayaran yang disajikan oleh pembuat website. Hal ini diketahui berdasarkan kejadian yang terjadi beberapa waktu lalu dan diberitakan oleh media massa.

Pembuatan konten website pornography sendiri tidak terbatas hanya di Wilayah Indonesia saja, melainkan sudah melintasi berbagai Negara (Zakaria, 2011:90). Hal tersebut yang membuat penyebaran konten pornography semakin banyak dan membuat setiap orang dapat mengakses web tersebut. Hal mengerikan ini yang membuat setiap orang tua khawatir terhadap keselamatan anak-anak mereka, karena anak-anak mereka dapat mengakses web tersebut tanpa diketahui orang tua mereka. Bisa jadi, mereka mengaksesnya di suatu tempat bersama temannya tanpa diketahui orang tua mereka, ataupun mereka mengaksesnya diam-diam. Hal itulah yang membuat saya menuliskan artikel ini dan juga keinginan untuk berbagi agar kita semua sadar bahwa ada bahaya di internet yang harus kita waspadai.

Sebagai konsumen dari internet, kita sebaiknya memahami keadaan internet saat ini dan menyampaikan pada orang-orang yang kita cintai agar tidak mengakses website tersebut dan memberikan pendidikan bagi orang-orang yang kita cintai agar selalu menggunakan website secara bijak.

Sumber: https://muhammad26ihrom.wordpress.com/cyber-crime-dan-cyber-law/pornografi-di-internet/

C. Online Game

images-1

Permainan Daring (Online Games) adalah jenis permainan komputer yang memanfaatkan jaringan komputer. Jaringan yang biasanya digunakan adalah jaringan internet dan yang sejenisnya serta selalu menggunakan teknologi yang ada saat ini, seperti modem dan koneksi kabel. Biasanya permainan daring disediakan sebagai tambahan layanan dari perusahaan penyedia jasa online, atau dapat diakses langsung melalui sistem yang disediakan dari perusahaan yang menyediakan permainan tersebut. Sebuah game online bisa dimainkan secara bersamaan dengan menggunakan computer yang terhubung ke dalam sebuah jaringan tertentu.

Menurut Andrew Rollings dan Ernest Adams, permainan daring lebih tepat disebut sebagai sebuah teknologi, dibandingkan sebagai sebuah genre permainan; sebuah mekanisme untuk menghubungkan pemain bersama, dibandingkan pola tertentu dalam sebuah permainan (Rolling & Adams, 2006: 770)

Menurut Webster Dictionary edisi tahun 1913 istilah game didefiniskan sebagai “A contest, physical or mental, according to certain rules, for amusement, recreation, or for winning a stake; as, a game of chance; games of skill; field games, etc.”

Permainan daring terdiri dari banyak jenis, dari mulai permainan sederhana berbasis teks hingga permainan yang menggunakan grafik kompleks dan membentuk dunia virtual yang ditempati oleh banyak pemain sekaligus.

Dalam permainan daring, ada dua unsur utama, yaitu server dan client. Server melakukan administrasi permainan dan menghubungkan client, sedangkan client adalah pengguna permainan yang memakai kemampuan server.

Permainan daring bisa disebut sebagai bagian dari aktivitas sosial karena pemain bisa saling berinteraksi secara virtual dan seringkali menciptakan komunitas maya.

  • Dampak Positif
  1. Melalui jaringan internet, memungkinkan pemain untuk melakukan sosialisasi virtual tanpa dibatasi ruang dan waktu. Bukan hal langka lagi ketika seorang pemain permainan daring menjalin hubungan pertemanan bahkan pernikahan yang bermula dari bermain game online bersama,
  2. Permainan daring seringkali menuntut pemainnya untuk menyusun strategi dalam waktu singkat sehingga permainan yang tepat dapat melatih respon dan kecepatan berpikir seseorang. Hasil penelitian University of Rochester di New York, Amerika menyebutkan bahwa para pemain memiliki fokus yang lebih terhadap apa yang terjadi di sekelilingnya, jika dibandingkan dengan mereka-mereka yang jarang main game, apalagi yang tidak main sama sekali, dan
  3. Permainan daring jika dimanfaatkan dapat membuka peluang bisnis dan lahan mandapatkan penghasilan tambahan. Misalnya saja dengan menjadi pengusaha game centre, berjualan voucher permainan, atau bahkan melakukan transaksi jual beli melalui permainan.
  • Dampak Negatif
  1. Sosialisasi fisik berkurang, karena pemain lebih banyak menghabiskan waktu untuk bersosialisasi di dunia maya,
  2. Permainan daring dimainkan melalui komputer, yang mengeluarkan spektrum cahaya yang dapat merusak mata jika dipandangi terus-menerus tanpa istirahat,
  3. Beberapa permainan daring memerlukan biaya untuk memainkannya, misalnya dalam kategori permainan pay-to-play atau sekadar biaya penyewaan komputer di warnet atau game centre. Apabila tidak diorganisir dengan baik, permainan daring dapat menghabiskan biaya cukup besar,
  4. Permainan daring dapat mengacaukan manajemen waktu jika tidak diatur dengan baik. Banyak kasus di mana pemain yang kecanduan permainan daring bermain hingga lupa waktu dan melalaikan segala tanggung jawab dan pekerjaannya di dunia nyata, seperti bolos sekolah,
  5. Dalam beberapa kasus, pemain sama sekali melupakan aktivitas fisik dan makan di dunia nyata selama berhari-hari sehingga menimbulkan serangan jantung dan kematian,
  6. Pikiran akan selalu terarah pada game dan berakibat berkurangnya konsentrasi untuk belajar, dan
  7. Emosi tidak stabil.
  • Dampak Fisik

Banyak permainan daring yang membutuhkan pemainnya berkonsentasi dalam waktu lama di depan komputer, sehingga bisa menyebabkan perubahan fisik, antara lain        :

  1. Stamina menurun karena kurangnya olah raga,
  2. Tulang belakang akan menjadi bungkuk karena terlalu sering duduk membungkuk,
  3. Kinerja jantung berkurang karena efek dari kurangnya tidur karena bermain game,
  4. Berat badan menurun karena saat bermain game kebanyakan akan lupa minum dan makan karena terlalu fokus pada game atau sebaliknya meningkat karena aktivitas makan minum tidak lagi teratur dan tidak ada aktivitas fisik yang mengeluarkan energi,
  5. Merusak mata karena terpapar radiasi dari layar komputer dalam jangka panjang, dan
  6. Repetitive strain injury, akibat terlalu lama menggunakan tetikus dalam posisi salah.

Sumber: https://id.m.wikipedia.org/wiki/Permainan_daring

0

Penelitian Psikologi dan Internet

Nama: Tsanas Nabillah S

Kelas: 2PA12

NPM: 17515522

images.jpg

A. Publikasi online

Pengertian publikasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Poerwadarminta, 1976), adalah penyiaran. Menurut Kamus Istilah Periklanan Indonesia, publikasi adalah setiap materi yang dicetak, diterhitkan, serta diedarkan untuk disampaikan pada khalayak umum dalam format apapun seperti majalah, surat kabar (Nuradi, 1 996:136). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa publikasi merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa menyiarkan, menerbitkan mengedarkan dan menyampaikan suatu materi, seperti objek, ide, gagasan dan informasi yang disampaikan pada khalayak umum atau masyarakat dalam bentuk atau  media apapun. Suatu kegiatan publikasi bertujuan sebatas menginformasikan dan memberitahukan suatu materi pada khalayak umum. Kegiatan publikasi memerlukan media penyampaian dan penerima pesan. Sedangkan, pengertian online yaitu keadaan dimana komputer terhubung dengan internet baik melalui modem, wi fi atau lan dan baik sedang digunakan atau tidak oleh pengguna komputer tersebut. Jadi, pengertian publikasi online adalah suatu informasi atau pesan atau pengumuman dalam bentuk online yang diterbitkan dalam dunia internet melalui media elektronik.

Publikasi online sangat bermanfaat bagi setiap orang apalagi di jaman yang serba canggih seperti sekarang ini. Banyak hal diumumkan melalui internet seperti berjualan, memberi info produk baru atau produk bekas yang masih ingin dijual. Bagi perusahaan yang memasarkan barangnya melalui publikasi online, tentu sangat mengirit biaya. Perusahaan hanya perlu menyiapkan design semenarik mungkin agar banyak orang yang tertarik untuk mencari tau keunggulan atau kelemahan dari produk tersebut. Publikasi online ini sangat berguna untuk memberi informasi kepada masyakarat yang ingin membeli produk, bahkan bisa dipesan secara online.

Sumber: http://tonyhernandi10.blogspot.co.id/2014/01/publikasi-online-etika-berinternet.html?m=1

B. Etika dalam Penelitian Internet

Etika penelitian internet adalah seperangkat asas atau nilai yang berkenaan dengan penggunaan komputer. Etika berasal dari 2 suku kata yaitu etika (bahasa Yunani: ethos) adalah adat istiadat atau kebiasaan yang baik dalam individu, kelompok, maupun masyarakat dan komputer (bahasa Inggris: to compute) merupakan alat yang digunakan untuk menghitung dan mengolah data. Jumlah interaksi manusia dengan komputer yang terus meningkat dari waktu ke waktu membuat etika komputer menjadi suatu peraturan dasar yang harus dipahami oleh masyarakat luas. Etika penelitian dengan bantuan internet berkaitan dengan “benar” atau “salah” dalam melakukan penelitian. Seorang peneliti dalam hal ini perlu memperhitungkan apakah penelitiannya layak atau tak layak.

Adanya peraturan yang harus dilakukan dalam etika penelitian dalam internet, di antaranya adalah:

  1. Menghormati martabat subjek penelitian

Penelitian yang dilakukan harus menjunjung tinggi martabat seseorang (subjek penelitian). Dalam melakukan penelitian, hak asasi subjek juga harus dihargai.

  1. Asas kemanfaatan.

Penelitian yang dilakukan harus mempertimbangkan manfaat dan resiko yang mungkin terjadi. Penelitian boleh dilakukan apabila manfaat yang diperoleh lebih besar daripada resiko/dampak negatif yang akan terjadi. Selain itu, penelitian yang dilakukan tidak boleh membahayakan dan harus menjaga kesejahteraan manusia.

  1. Berkeadilan

Dalam melakukan penelitian, setiap orang diberlakukan sama berdasarkan moral, martabat, dan hak asasi manusia. Hak dan kewajiban peneliti maupun subjek juga harus seimbang.

  1. Informed consent

Informed consent merupakan pernyataan kesediaan dari subjek penelitian untuk diambil datanya dan ikut serta dalam penelitian. Aspek utama informed consent yaitu informasi, komprehensif, dan volunterness. Dalam informed consent harus ada penjelasan tentang penelitian yang akan dilakukan. Baik mengenai tujuan penelitian, tatacara penelitian yang akan dilakukan, manfaat yang akan diperoleh, kemungkinan resiko yang akan terjadi, dan adanya pilihan bahwa subjek penelitian dapat menarik diri kapan saja.

Dan dalam penelitian yang dilakukan harus menghargai kebebasan individual untuk bertindak sebagai responden atau subjek penelitian dalam melakukan survey di internet. Responden juga harus dijamin dan dilindungi karena pengambilan data dalam penelitian akan menyinggung ke arah hak asasi manusia. Meskipun suatu penelitin sangat bermanfaat, namun apanila melanggar etika penelitian, makan penelitian tersebut tidak boleh dilaksanakan.

C. Berbagai Hasil Penelitian dan Teknik Penelitian Online

1)      Komputer dan Internet Mengubah Ingatan Manusia

Peneliti di majalah Science memiliki kesimpulan bahwa komputer dan internet dapat mengubah sifat ingatan manusia. Penelitian psikologi menunjukkan jika seseorang diajukan pertayaan-pertanyaan sulit, maka orang tersebut akan memikirkan komputer.

Ketika orang tersebut mengetahui bahwa berbagai fakta nantinya akan didapatkan lewat komputer, maka ingatan orang tersebut menjadi tidak begitu baik karena mengandalkan jawaban dari sumber lain, yaitu komputer.

Para penelii menguji peserta penelitian “langsung” memikirkan komputer dan internet begitu diajukan pertanyaan sulit. Tim peneliti menggunakan tes Stroop yang dimodifikasi.

Tes Stroop standar mengukur berapa lama waktu yang diperlukan partisipan untuk membaca sebuah kata warna sementara kata tersebut berbeda warna, misalnya kata “hijau” tapi ditulis dengan warna biru. Waktu reaksi meningkat ketika bukannya kata warna, para partisipan ditanyakan untuk membaca kata-kata tentang topik yang kemungkinan sudah ada dalam pikiran. Dengan cara ini, tim peneliti menunjukkan bahwa setelah diberikan topik dengan jawaban ya/tidak, waktu reaksi terhadap istilah yang terkait dengan internet sangat lebih lama. Ini adalah sebuah isyarat partisipan tidak mengetahui jawaban, dan mereka sudah mempertimbangkan untuk menjawab dengan menggunakan komputer.

2)      Efek Psikologis Facebook bagi Kesehatan Mental

Beberapa waktu lalu muncul laporan mengenai tanda-tanda orang yang kecanduan facebook atau situs jejaring sosial lainnya, misalnya seorang remaja mengubah status facebook lebih dari dua kali sehari dan rajin mengomentari perubahan status temannya. Dia juga rajin membaca profil teman lebih dari dua kali sehari meski ia tidak mengirimkan pesan atau men-tag dirinya di fotonya.

Laporan terbaru dari The Daily Mail menyebutkan, kecanduan situs jejaring sosial seperti Facebook, MySpace, dan lain-lain dapat membahayakan kesehatan karena memicu orang untuk mengisolasikan diri. Meningkatnya pengisolasian diri dapat mengubah cara kerja gen, membingungkan respons kekebalan, level hormon, fungsi urat nadi, dan merusak performa mental. Hal ini memang bertolak belakang dengan tujuan dibentuknya situs-situs jejaring sosial, di mana pengguna diiming-imingi untuk dapat menemukan teman-teman lama atau berkomentar mengenai apa yang sedang terjadi pada rekan-rekan nya saat ini.

Suatu hubungan mulai menjadi kering ketika para individunya tidak lagi menghadiri sosial gathering, menghindari pertemuan dengan teman-teman atau keluarga, dan lebih memilih berlama-lama menatap komputer, ponsel, ataupun gadget lainnya. Ketika akhirnya berinteraksi dengan rekan-rekan, mereka menjadi gelisah karena “berpisah” dari komputernya.

Si pengguna akhirnya tertarik ke dalam dunia artifisial. Seseorang yang teman-teman utamanya adalah orang asing yang baru ditemui di Facebook atau Friendster akan menemui kesulitan dalam berkomunkasi secara face to face. Perilaku ini dapat meningkatkan risiko kesehatan yang serius, seperti kanker, stroke, penyakit jantung, dan dementia (kepikunan), demikian menurut Dr Aric Sigman dalam The Biologist, jurnal yang dirilis oleh The Institute of Biology.

Media elektronik juga dapat menghancurkan secara perlahan-lahan kemampuan anak-anak dan kalangan dewasa muda untuk mempelajari kemampuan sosial dan membaca bahasa tubuh.

Dr Sigman mengkhawatirkan arah dari masalah ini “Situs jejaring sosial seharusnya dapat menjadi bumbu dari kehidupan sosial kita, namun yang kami temukan sangat berbeda. Kenyataannya situs-situs tersebut tidak menjadi alat yang dapat meningkatkan kualitas hidup, melainkan alat yang membuat kita salah arah”, katanya.

Namun apabila aktivitas Facebook masih sekedar sign in, mengonfirmasi friend request, lalu sign out, tidak perlu khawatir akan terkena risiko kanker, stroke, dan pikun.

Sumber: http://salsabilasetiawan.blogspot.co.id/2014/01/publikasi-online-etika-dalam-penelitian.html?m=1

0

Psikologi dan Internet dalam Lingkup Transpersonal

Nama: Tsanas Nabillah S

Kelas: 2PA12

NPM: 17515522

A. Global Brain dan Peran Internet

download

Global Brain adalah konseptualisasi dari jaringan di seluruh dunia yang dibentuk oleh semua orang di dunia bersama-sama dengan teknologi informasi dan komunikasi yang menghubungkan mereka menjadi cerdas dalam mengatur dirinya sendiri. Internet menjadi lebih cepat, lebih cerdas, dan lebih menyeluruh, semakin mengikat kita bersama-sama ke dalam sistem pengolahan informasi tunggal yang berfungsi seperti sistem saraf di bumi. Kecerdasan jaringan ini bersifat kolektif atau didistribusikan, tidak terpusat atau local dalam setiap individu tertentu, organisasi atau sistem komputer. Ini bukan muncul dari jaringan dinamis interaksi antara komponen-komponennya, properti khas dari sistem adaptif yang kompleks.

The World Wide Web (WWW) pada khususnya menyerupai organisasi otak dengan halaman webnya (memainkan peran yang mirip dengan neuron) yang terhubung oleh hyperlink (memainkan peran yang mirip dengan sinapsis), bersama-sama membentuk jaringan asosiatif sepanjang informasi menyebar. Analogi ini menjadi lebih kuat dengan munculnya media sosial, seperti Facebook, dimana link antara halaman pribadi mewakili hubungan dalam  jaringan sosial yang menyebar dari orang ke orang. Propagasi mirip dengan aktivitas menyebar bahwa jaringan saraf menggunakan otak untuk proses. Peran internet sebagai mediasi yang memungkinkan terbentuknya berbagai model atau kondisi :

1. Consciounsness

Conscience dalam bahasa Perancis bisa diartikan sebagai “hati nurani” dan diterjemahkan dalam bahasa Inggris sebagai “sadar” atau persepsi atau kesadaran, dan komentator dan penerjemah dari Durkheim tidak setuju. Sadar atau kesadaran kolektif adalah seperangkat keyakinan bersama, gagasan dan sikap moral yang beroperasi sebagai kekuatan pemersatuan dalam masyarakat. Istilah ini diperkenalkan oleh sosiologi Perancis Emile Durkheim di Divisinya Buruh di Masyarakat pada tahun 1893. Adapun “kolektif”, Durkheim membuat jelas bahwa ia tidak reifying atau hypostaizing konsep ini, baginya itu adalah “kolektif” hanya dalam artian itu adalah umum untuk banyak individu.

2. Unconscius

Dalam teori yang di kemekukakan oleh Sigmund freud, kepribadian manusia di ibaratkan sepertei gunung es, dimana yang kita ketahui hanya sedikit bagian di ujung gunung es, dan bagian terbesar dari kepribadian berada pada alam tidak sadar, dalam teori freud alam tidak sadar bersifat absrtak dan berupa gagasan dan dorongan dorongan, tidak seperti alam sadar yang berhubungan langsung dengan dunia nyata. Namun tidak berarti alam tidak sadar tidak dapat berhubungan dengna dunia nyata, seringkali alam tidak sadar kita mendorong dan mencoba untuk memasuki alam sadar kita dengan mengelabui primary sendor yang memiliki tugas untuk memfilter hal-hal yang akan di lakukan oleh alam sadar kita, alam tidak sadar menyelinap seakan akan ingatan ingatan itu baik dan berguna jika dilakukan oleh alam sadar kita. Ketika ingatan tersebut masuk kea lam sadar kita, kita tak lagi mengenali mereka seperti apa adanya; kita justru melihatnya sebagai pengalaman yang relative menyenangkan dan tak mengancam. Pada banyak kasus, gambaran-gambaran tersebut memiliki motif-motif seksual atau agresi yang kuat, karena perilaku seksual dan agresi pada masa kanak-kanak seringkali diganjar dengan tekanan dan hukuman. Tekanan dan hukuman ini seringkali menciptakan kecemasan dan memicu represi, yaitu dorongan agar pengalaman yang tidak diinginkan serta membawa kecemasan masuk ke alam tidak sadar yang melindungi  kita dari rasa sakit akibat kecemasan tersebut. Dalam kaitannya peran internet dalam menciptakan suasana unconscious, dunia maya menyediakan tempat dalam pemenuhan dorongan dorongan seksual dan agresi yang berada dalam alam tidak sadar kita, dalam dunia maya kita secara bebas mengakses informasi yang positif dan juga yang negative, seperti akses video porno yang akan memberi kesenagna seksual, alam tidak sadar kita dapat dengan mudah mempengaruhi perasaan kita bahwa “melihat video porno itu tidak papa, toh tidak ada yang tahu” alam tidak sadar menyelinap kea lam sadar seperti itu, dengan sangat mudahnya alam sadar kita terpengaruh oleh alam tidak sadar kita.

3. Collective Unconsciousness

Ketidaksadaran kolektif istilah psikologi analitis, diciptakan oleh Carl Jung.  Hal ini diusulkan untuk menjadi bagian dari pikirin bawah sadar, dinyatakan dalam kemanusian dan semua bentuk kehidupan dengan sistem saraf, dan mmenjelaskan bagaimana struktur jiwa mandiri mengatur pengalaman. Jung dibedakan ketidaksadaran kolektif dari ketidak sadaran pribadi, dalam ketidaksadaran pribadi adalah reservoir pribadi pengalaman unik untuk setiap individu, sedangkan terkumpul ketidaksadaran kolektif dalam cara yang sama dengan masing-masing anggota dari suatu spesis tertentu. Isi dari ketidaksadarn kolektif disebut arketipe, ada berbagai macam arketipe, seperti anima, animus, great mother, wisdom old man, superhero, dan diri sendiri. Pengendan arketipe dari generasi ke genrasi dapat berbagai mediasi, salah satunya melalui media internet, sebagai contoh adalah superhero yang di definisikan sebagai seseorang yang memiliki kekuatan melawan orang jahat yang menghancurkan orang banyak, pengenalan atau pengendapan arketipe superhero dari generasi dapat dilakukan slah satunya melalui media internet, banyak sekali cerita yang mendefinisikan superhero dari berbagai dunia mengenai superhero, kita tanpa harus hidup di masa lalu dapat menhetahui apa itu super hero melalui cerita dan artikel yang dimuat di media internet.

Sumber: http://kandilarasati.blogspot.co.id/2016/01/global-brain-dan-peran-internet.html?m=1

B. Dampak Sosial dari Interaksi Manusia dan Internet

download-1

 

Teknologi internet telah menjadi hal lumrah saat ini. Berbagai sektor kehidupan bahkan hampir tidak dapat dipisahkan. Salah satu yang tidak dapat dihindari adalah penggunaan internet di kalangan siswa sekolah termasuk sekolah dasar. Orangtua perlu bijaksana mengenalkan teknologi ini pada anak. Dari tinjauan pembelajaran, mengenalkan konsep digital kepada anak akan menyiapkan mereka menghadapi perkembangan masa depan yang semakin diwarnai ketergantungan pada teknologi.

Apabila ditinjau dari segi positif terhadap psikologis seseorang internet mempunyai dampak sebagai berikut:

  • Membuat masyarakat menjadi lebih inovatif dan kreatif karena mudahnya akses informasi yang diberikan internet.
  • Membuat masyarakat lebih sadar mengenai hal-hal yang terjadi disekitarnya.
  • Mengikis kesenjangan informasi antara masyarakat desa dan kota, karena masyarakat desa pun kini bisa mengakses informasi yang sama dengan masyarakat yang ada di perkotaan.

Sedangkan efek negatif yang diberikan internet dilihat dari psikologisnya adalah sebagai berikut:

  • Mengikis kecintaan masyarakat kepada budaya aslinya, akses mudah yang diberikan internet mengenai dunia luar bisa mempengaruhi kebudayaan suatu masyarakat.
  • Mempengaruhi pola pikir masyarakat menjadi sekularisme.
  • Merusak moral mayarakat dengan banyaknya situs porno dan perjudian.

Mengenai dampak internet sebagai alat explorasi diri, para Psikolog memandang hal tersebut tergantung dari pribadi si penggunanya. Tentu internet akan bermanfaat jika mampu meningkatkan kehidupan seseorang, dan sebaliknya menjadi penyakit jika membuat kacau kehidupan orang tersebut. Pengaruh buruk akan terjadi jika internet digunakan sebagai sarana untuk mengisolasi diri. Banyak orang tidak sadar bahwa lama-kelamaan ia menutup diri terhadap komunikasi sosial entah karena keasikan ngebrowse atau karena internet dipakai sebagai pelarian dari masalah-masalah yang berhubungan dengan kepribadiannya. Hal itu dapat terjadi karena ada individu yang menampilkan kepribadian yang berbeda pada saat online denganoffline. Motivasi dibalik itu tentu berbeda antara satu orang dengan yang lain. Permasalahan akan rumit jika alasannya adalah karena individu tersebut tidak puas/suka terhadap dirinya sendiri (mungkin karena rasa minder, malu, atau merasa tidak pantas), lantas menciptakan dan menampilkan kepribadian yang lain sekali dari dirinya yang asli. Seringkali ia lebih suka pada kepribadian hasil rekayasa yang baru karena tampak ideal baginya. Padahal, menurut para Psikolog, hal ini tidak benar dan tidak sehat. Mengapa demikian?

Michelle Weil, seorang Psikolog dan pengarang buku terkenal, memberikan contoh konkrit tentang seorang gadis yang dijauhi oleh teman-temannya lalu kemudian menghabiskan waktu untuk mojok berchatting ria dengan menampilkan karakter yang sangat kontradiktif dengan karakter aslinya. Akibatnya, lama kelamaan ia semakin jauh dengan kenyataaan sosial yang ada, bahkan tidak bisa menerima diri apa adanya. Menurut pakar psikoanalisa terkenal seperti Erich Fromm, kondisi demikian dinamakan neurosis. Kondisi neurosis yang berkepanjangan akan mengakibatkan gangguan jiwa yang serius. Michelle lebih lanjut menambahkan, bahaya latennya adalah terbentuknya kepribadian online yang berbeda dengan yang asli. Tentu saja ada pengaruh positif dari penggunaan (bukan kecanduan) internet terhadap kepribadian seseorang. Reid Steere, seorang Sosiolog dari Los Angeles mengatakan, jika seseorang menggunakan internet sebagai media eksplorasi diri dengan kesadaran penuh, ia akan mengalami pertumbuhan sebagai hasil dari refleksi dirinya secara utuh melalui internet.

Sumber: https://wahyuasriyunita.wordpress.com/2014/01/16/dampak-sosial-dari-interaksi-manusia-dan-internet-dalam-tinjauan-psikologi/

 

0

Psiko Klinis dalam Internet

Nama: Tsanas Nabillah S

Kelas: 2PA12

NMP: 17515522

A. Psikoterapi

498860-3-4-d95a0.jpg

Psikoterapi adalah usaha penyembuhan untuk masalah yang berkaitan dengan pikiran, perasaan dan perilaku. Psikoterapi (Psychotherapy) berasal dari dua kata, yaitu “Psyche” yang artinya jiwa, pikiran atau mental dan “Therapy” yang artinya penyembuhan, pengobatan atau perawatan. Oleh karena itu, psikoterapi disebut juga dengan istilah terapi kejiwaan, terapi mental, atau terapi pikiran.

Orang yang melakukan psikoterapi disebut Psikoterapis (Psychotherapist). Seorang psikoterapis bisa dari kalangan dokter, psikolog atau orang dari latar belakang apa saja yang mendalami ilmu psikologi dan mampu melakukan psikoterapi.

Psikoterapi merupakan proses interaksi formal antara dua pihak atau lebih, yaitu antara klien dengan psikoterapis yang bertujuan memperbaiki keadaan yang dikeluhkan klien. Seorang psikoterapis dengan pengetahuan dan ketrampilan psikologisnya akan membantu klien mengatasi keluhan secara profesional dan legal. Ada tiga ciri utama psikoterapi, yaitu:

  • Dari segi proses :  berupa interaksi antara dua pihak, formal, profesional, legal dan menganut kode etik psikoterapi.
  • Dari segi tujuan : untuk mengubah kondisi psikologis seseorang, mengatasi masalah psikologis atau meningkatkan potensi psikologis yang sudah ada.
  • Dari segi tindakan: seorang psikoterapis melakukan tindakan terapi berdasarkan ilmu psikologi modern yang sudah teruji efektivitasnya.

Psikoterapi didasarkan pada fakta bahwa aspek-aspek mental manusia seperti cara berpikir, proses emosi, persepsi, believe system, kebiasaan dan pola perilaku bisa diubah dengan pendekatan psikologis. Tujuan psikoterapi antara lain:

  • Menghapus, mengubah atau mengurangi gejala gangguan psikologis.
  • Mengatasi pola perilaku yang terganggu.
  • Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan kepribadian yang positif.
  • Memperkuat motivasi klien untuk melakukan hal yang benar.
  • Menghilangkan atau mengurangi tekanan emosional.
  • Mengembangkan potensi klien.
  • Mengubah kebiasaan menjadi lebih baik.
  • Memodifikasi struktur kognisi (pola pikiran).
  • Memperoleh pengetahuan tentang diri / pemahaman diri.
  • Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan interaksi sosial.
  • Meningkatkan kemampuan dalam mengambil keputusan.
  • Membantu penyembuhan penyakit fisik.
  • Meningkatkan kesadaran diri.
  • Membangun kemandirian dan ketegaran untuk menghadapi masalah.
  • Penyesuaian lingkungan sosial demi tercapai perubahan dan masih banyak lagi.

Psikoterapi berbeda dengan pengobatan tradisional yang sering memandang gangguan psikologis sebagai gangguan karena sihir, kesurupan jin atau karena roh jahat. Anggapan-anggapan yang kurang tepat tersebut karena sebagian masyarakat terlalu mempercayai tahayul dan kurang wawasan ilmiahnya.

Dalam psikoterapi, gangguan psikologis diidentifikasi secara ilmiah dengan standar tertentu. Kemudian dilakukan proses psikoterapi menggunakan cara-cara modern yang terbukti berhasil mengatasi hambatan psikologis. Dalam psikoterapi tidak ada hal-hal yang bersifat mistik. Klien psikoterapi juga tidak diberi obat, karena yang sakit adalah jiwanya, bukan fisiknya. Psikoterapi bukan untuk menangani orang gila (orang yang rusak otaknya).  Justru psikoterapi  hanya digunakan untuk menangani orang waras yang sedang mengalami masalah psikologis, atau untuk membantu orang normal yang ingin meningkatkan kemampuan pikirannya. Sedangkan penanganan orang gila adalah urusan Rumah Sakit Jiwa (RSJ).

Dalam sesi Psikoterapi, Anda akan diajak membahas dan menganalisa hambatan psikologis yang ada dalam diri Anda, kemudian mencari pemecahannya dengan cara menerapkan metode psikoterapi yang paling cocok. Psikoterapi hanya bisa dilakukan apabila Anda ingin disembuhkan atau ingin berubah. Psikoterapi tidak bisa dipaksakan kepada orang yang tidak mau dibantu.

Ada banyak metode psikoterapi yang bisa diterapkan, diantaranya adalah Psychoanalysis, Gestalt Therapy, Cognitive Behavioural Therapy, Behaviour Therapy, Body-Oriented Psychotherapy, Expressive Therapy, Interpersonal Psychotherapy, Narrative Therapy, Conditioning, Mental Imagery, Neurolinguistic Programming, Laughter Therapy, Self Programming, Spiritual Therapy, Transpersonal Psychotherapy, Relaxation Therapy, Forgiveness Therapy, Trance Psychotherapy,  Neurofeedback dan masih banyak lagi. Psikoterapis yang memahami masalah Anda akan memberikan metode terapi yang paling tepat bagi Anda.

Interaksi antara Anda dan psikoterapis akan seperti persahabatan. Seorang psikoterapi tidak bisa membantu dengan maksimal apabila Anda tidak mau terbuka mengenai masalah Anda. Oleh karena itu, sebelum Anda  menemui psikoterapis, Anda harus membuka diri untuk mendapatkan sahabat baru.

Sumber: http://www.psikoterapis.com/?en_apa-itu-psikoterapi-,6

  • Contoh

Contoh kasus berikut adalah salah satu contoh kasus yang diambil dari buku Corey (2013) yang berjudul Case approach to counseling and psychotherapy. Contoh kasus terapi psikoanalisis, klien bernama Ruth.

  • Nama: Ruth (disamarkan)
  • Usia: 39
  • Jenis Kelamin: Perempuan
  • Ras: Kaukasian
  • Status Perkawinan: menikah
  • Satus Sosial ekonomi: Kelas Menengah
  • Tampilan: Menggunakan gaun, berat badan berlebih, gelisah dengan pakaiannya terus-menerus, menghindari kontak mata, dan berbicara dengan cepat.
  • Situasi tempat tinggal: Baru saja lulus dari perguruan tinggi, tinggal bersama suaminya (John, 45 tahun) dan anak-anaknya (Rob, 19 tahun; Jennifer, 18 tahun; Susan, 17 tahun; dan Adam, 16 tahun).

Klien melaporkan ketidak puasan yang mendalam. Ia mengatakan hidupnya lancar dan dapat diprediksi, dan dia merasakan kepanikan saat mencapai usia 39 tahun, lalu bertanya-tanya ke mana saja tahun yang sudah berlalu. Selama 2 tahun ia telah bermasalah dengan berbagai keluhan psikosomatik termasuk gangguan tidur, kecemasan, pusing, jantung berdebar-debar, dan sakit kepala. Ketika itu ia mendorong dirinya untuk meninggalkan rumah. Klien mengeluhkan juga bahwa ia mudah sekali menangis karena hal yang sederhana, sering merasa tertekan, dan memiliki masalah berat badan.

Dr. Corey melakukan diagnosa dari DSM-IV-TR untuk melihat kategori yang sesuai dengan kasus Ruth.

  • Adjusment Disorder:

Fitur utama dari gangguan penyesuaian diri adalah perkembangan simptom emosional dan perlaku yang signifikan secara klinis dalam merespon tekanan/stress psikososial. Beberapa stresor mungkin dimulai saat sekolah, menjadi orang tua, memiliki anak yang meninggalkan rumah, atau  gagal mencapai tujuan dalam pendidikan atau karir. Ada beberapa dasar pada Ruth yang didiagnosis gangguan penyesuaian, mungkin dengan kecemasan. Ruth mengalami beberapa krisis selama perkembangan. Sejumlah stressor yang dihasilkan seperti kegelisahan, khawatir, dan ketakutan pemisahan dari dalam hidupnya. Ruth juga bisa diklasifikasi sebagai “adjustment disorder unspecified”  gejala seperti keluhan fisik, penarikan sosial, atau pekerjaan atau inhibisi akademik.

  • Panic Disorder

Individu yang memiliki serangan panik yang tak terduga biasanya menggambarkan ketakutan mereka dengan intens dan melaporkan bahwa mereka merasa seolah-olah mereka akan mati, kehilangan kontrol, atau memiliki serangan jantung. Secara umum, Ruth menyajikan bukti gangguan kecemasan; pola gejalanya memenuhi kriteria diagnostik untuk serangan panik: palpitasi jantung, berkeringat, sesak napas, pusing, gemetar, berkeringat dingin, takut mati, dan takut kehilangan kontrol atau “gila”.

  • Disorder Dysthymic

Fitur penting dari gangguan Dysthymic adalah depresi kronis, yang terjadi pada sebagian besar hari-harinya minimal 2 tahun. Individu dengan gangguan seperti ini sering menggambarkan kondisi mereka sebagai perasaan “turun dalam kesedihan”. Ketika orang mengalami perasaan depresi, mereka sering menunjukkan beberapa gejala berikut: makan berlebihan, insomnia, energi yang rendah atau kelelahan, rendah diri, kesulitan membuat keputusan, dan perasaan putus asa. Kadang-kadang, kritis terhadap diri sendiri dan melihat diri mereka tidak menarik atau tidak mampu. Ruth tampaknya mirip denga gambaran ini. Dia merasa depresi jangka panjang, yang merupakan bagian dari karakternya tapi tidak cukup parah dibandingkan dengan depresi berat. Dia juga memanifestasikan kepribadian ciri-ciri bahwa ia secara konsisten menempatkan kebutuhan orang lain di atas dirinya sendiri dan memiliki harga diri yang rendah. Dia menunjukkan sejumlah keluhan fisik tetapi tidak menunjukkan adanya penyakit fisi yang serius yang memerlukan operasi atau intervensi medis berat lainnya.

  • Gangguan identitas

Pola Ruth sama dengan sindrom masalah identitas. Itu fitur utama dari klasifikasi ini mencakup ketidakpastian tentang tujuan jangka panjang, pilihan karir, pola persahabatan, orientasi dan perilaku seksual, moral dan nilai-nilai agama, serta loyalitas kelompok. Klien yang mengalaminya menanggapi ketidakpastian mereka dengan kecemasan dan depresi dan dispenuhi dengan rasa percaya diri. Orang-orang seperti ini meragukan dirinya dalam situasi sehari-hari. Salah satu yang paling pertanyaan umum yang diajukan oleh orang dengan gangguan identitas adalah “Siapakah aku?”.

  • Asumsi Dasar

Selama terapi terapis sangat memperhatikan bagaimana Ruth memandang dirinya, termasuk aspek yang jelas dan implisit. Beberapa komponen dari Ruth konsep diri muncul dari otobiografinya. Dalam kata-katanya sendiri Ruth mengidentifikasi dirinya sebagai “istri yang baik” dan “Ibu yang baik” dan bahwa “dia [John, suaminya] mengharapkan saya sesuai harapannya”. Dengan demikian, Ruth mengidentifikasi dirinya sebagai istri dan ibu, tapi dia berusaha dengan sekuat tenaga dalam peran yang suaminya harapkan. Ruth takut dan mengatakan  “Dia (Suaminya) akan meninggalkan saya”. Kecenderungan Ruth untuk menjadi diri yang sesuai untuk orang lain adalah salah satu aspek. Saat ia berkata, “Aku sudah cukup banyak hidup bagi orang lain sejauh ini. Aku sudah menjadi superwoman yang memberi dan memberi”. Ruth mengidentifikasi bahwa dirinya sebagai perawat. Pada saat yang sama, Ruth mengidentifikasi dirinya relatif dengan cara sempit membatasi pandangannya.

Sampai Ruth berusia 30 tahun, identitas Ruth dan sistem nilai yang sangat dipengaruhi oleh agama fundamentalis dari orang tuanya, terutama ayahnya. Dia takut bahwa dia akan ditolak oleh orang tuanya jika dia tidak memenuhi harapan mereka yang seharusnya. Ruth menyatakan, “Mereka belum secara resmi tidak mengakui saya, tapi dalam banyak hal saya pikir mereka tidak mengakui saya. Aku tahu aku tidak akan pernah mendapat persetujuan mereka selama aku tetap jauh dari agama  dan aku begitu sayang kepada mereka”. Ruth berniat menyenangkan orang lain, bahkan dengan mengorbankan biaya kebutuhan untuk jati dirinya sendiri. Dalam arti sebenarnya Ruth tidak menjadi dirinya sendiri, tanpa rasa yang jelas tentang siapa dia atau dapat menjadi apa. Beberapa dari pertanyaan dasar Ruth kemungkinan untuk diatasi dalam terapi adalah “Apa yang saya inginkan?” “Orang seperti apa yang saya inginkan?” “Bagaimana saya ingin hidup?” “Dapatkah saya menjaga hubungan baik dengan suami saya dan keluarga?” dan “Dapatkah saya menghargai diri saya secara terpisah dari pandangan yang signifikan kepada orang lain?”.

Aspek lain dari Ruth adalah konsep diri yang lebih perifer. Petunjuk penting untuk konsep dirinya adalah pandangan Ruth sadar dengan keberadaan tubuhnya, namun dia tidak mengenal dirinya, Saat ini ia melihat diri fisiknya sebagai seorang wanita dengan kelebihan berat badan dan tidak menarik. Dalam kata-katanya, “Aku tidak suka dengan apa yang saya lihat. Saya tidak suka siapa saya, dan saya pasti tidak merasa bangga tubuh saya”. Ruth mengalami banyak gejala fisik yang mengganggu dan mempengaruhi harga dirinya secara fisik. Sebagian besar Ruth didominasi oleh ketakutan, kecemasan, panik, dan banyak peristiwa kehidupan sehari-hari dan kekhawatiran yang sedang berlangsung sangat besar. Dia takut bahwa dia akan mati. Ketakutan dan kecemasan tampaknya muncul dalam berbagai bentuk gejala fisik (yaitu, jantung berdebar insomnia, jantung, sakit kepala, pusing, dan menangis). Secara harfiah, banyak kehidupan Ruth yang memuakkan-depresi, takut, terbatas, dan avoidant.

  • Isu Kunci

Masalah utama Ruth adalah ketidaksesuaian antara orang dia dan dirinya, meskipun ragu-ragu dan hati-hati, inkongruensi dirinya dimanifestasikan dalam berbagai cara sebagai disonansi kognitif, dalam banyak gejala fisik, dan dalam kecemasan serta stres yang semuanya memiliki kecenderungan untuk mendorong ke arah tidak nyaman. Depresinya dan gejala fisik memberitahunya bahwa ada sesuatu yang salah dengan hidupnya, tetapi rasa takut adalah kendala utama baginya untuk menjadi lebih otonom, mengharapkan ia berbuat sesuai yang orang lain harapkan. Takut kehilangan suaminya dan dukungan anak-anak dan cinta menjadikan dia ragu-ragu untuk keluar dari pemikirannya saat ini.

  • Perspektif Jerry Correy – Person-Centered Perspective

Dari sudut pandang client-centered Corey melihat konseling danterapi diarahkan pada lebih dari sekedar memecahkan masalah dan memberikan informasi. Hal ini terutama bertujuan untuk membantu klien memanfaatkan daya dari diri klien sehingga mereka dapat lebih baik menangani masalah mereka, baik saat ini dan masa depan. Dalam kasus Ruth, Corey berpikir yang terbaik dapat mencapai tujuan ini dengan menciptakan iklim bebas dari ancaman, di mana dia akan merasa sepenuhnya diterima oleh terapis. Corey berasumsi bahwa tiga atribut yang sangat penting untuk mengeluarkan kekuatan agar Ruth berkembang: keaslian, hal positif, dan empati. Jika Corey benar-benar mengalami sikap ke arah tersebut dan berhasil berkomunikasi, kemungkinan bahwa Ruth akan menurunkan cara defensif dari dirinya dan bergerak menuju menjadi dirinya yang sebenarnya, Terapi yang akan dilakukan untuk Ruth seperti membangun hubungan yang dia dapat digunakan untuk melakukan eksplorasi diri dan akhirnya menemukan caranya sendiri.

  • Asesmen

Selama berbicara dengan Ruth Corey dapat melihat bahwa dia kecewa dengan dirinya selama hidup dan bahwa dia tidak menjadi dirinya sendiri di sekitar teman-temannya atau keluarga. Terapi akan dilakukan didasarkan kekhawatiran Ruth ini. Seperti yang Corey tinjau dari otobiografi Ruth. Corey melihat Ruth bertanya-tanya “Bagaimana saya bisa menemukan diri saya yang sebenarnya? Bagaimana saya bisa menjadi seperti yang orang harapkan? Bagaimana bisa aku melepaskan peran sosial yang diharapkan dan menjadi diri saya sendiri?” Tujuan terapi ini nantinya adalah untuk menciptakan suasana di mana ia dapat dengan bebas, tanpa penilaian dan evaluasi, mengungkapkan apa pun yang ia rasakan. Jika dia bisa mengalami kebebasan ini atau menjadi apa pun pada saat ini.

  • Tujuan Terapi

Tujuan dasar dari terapi yang akan dilakukan Corey adalah untuk menciptakan iklim terapi yang akan membantu Ruth menemukan dirinya yang sebenarnya, selain menjadi apa yang orang lain harapkan. Ketika fasetnya turun setelah proses terapi, empat karakteristik kemungkinan akan menjadi jelas:

(1) keterbukaan terhadap pengalaman,

(2) tingkat yang lebih besar untuk kepercayaan dirinya,

(3) evaluasi darisumber internal, dan

(4) kesediaannya untuk bertahan hidup.

Karakteristik ini merupakan tujuan dasar dari terapi client-centered.

  • Prosedur terapeutik

Ketika klien mulai terapi, mereka cenderung untuk melihat ke terapis untuk memberikan arah dan jawaban. Mereka sering memiliki keyakinan dan sikap yang kaku, rasa menjadi keluar dari sentuhan dengan perasaan mereka, rasa dasar ketidakpercayaan dalam diri mereka sendiri, dan kecenderungan untuk mengeksternalisasi masalah. Sebagai terapi berlangsung, mereka mulai mengekspresikan kekhawatiran, kecemasan, rasa bersalah, malu, marah, dan perasaan lain yang mereka telah dianggap terlalu negatif untuk memasukkan ke dalam struktur diri mereka. Akhirnya, mereka mampu mendistorsi kurang, mengungkapkan perasaan yang sebelumnya keluar dari kesadaran, dan bergerak dalam arah menjadi lebih terbuka untuk semua pengalaman mereka Mereka bisa di hubungi, saat saat, dengan apa yang mereka rasakan, dengan kurang perlu untuk mengubah atau menolak pengalaman ini.

  • Elements of the process

Selama tahap awal terapi nya, Ruth tidak menceritakan perasaannya, tapi berbicara tentang hal di liar dirinya. Untuk derajat yang besar ia merasakan masalah sebagai berada di luar dirinya. Entah bagaimana, jika suaminya akan berubah, jika sikap suaminya dan anak-anaknya akan berubah, Ruth hanya diam saja. Dalam salah satu sesi awal, Ruth bertanya apakah Terapis akan dapat benar-benar memahami dan membantunya jika dia berbagi perasaannya.

  • Exploring Our Relationship

Ruth memeberitahu bagaimana ini sulit itu untuknya berbicara secara pribadi dengan Corey dan dia memberitahu Corey bahwa itu sangat tidak nyaman untuk untuk berbicara dengan Corey karena Corey seorang pria. Akhirnya Ruth bersedia untuk berbicara dengan Corey tentang perasaannya. Adalah penting untuk mendapat kepercayaan dari Ruth. Selama Ruth bersedia untuk berbicara tentang apa yang dia pikirkan dan rasakan saat bersama-sama dalam sesi terapi, Corey akhirnya dapat mengarahkan. Dengan kedekatan hubungan pasti akan membuka cara lain dan berbuah pada eksplorasi.

  • Exploring Marital Problems

Dalam sesi berikutnya Ruth menceritakan masalah dalam rumah tangganya. Terapis mengeksplorasi ketidakpercayaan dan pencariannya di luar diri Ruth untuk jawaban atas masalah-masalahnya. Ruth kemudian mulai berbicara tentang beberapa kesulitan yang dia alami dengan suaminya. Terapis mendorong Ruth untuk menceritakan beberapa dorongan yang membuatnya takut. Terapis memberikan suasana aman bagi Ruth untuk mengekspresikan kesadaran tanpa memberikan judgemental pada Ruth. Terapis juga memberinya beberapa reaksi untuk apa yang Ruth katakan kepada terapis. Lalu terapis bertanya apakah Ruth sering berbicara dengan John (suami Ruth) seperti terapis berbicara dengannya. Kami mengakhiri sesi dengan mengarahkan Ruth untuk mendekati suaminya dan mengatakan beberapa hal kepadanya apa saja yang telah dibahas dalam sesi ini.

  • Pemikiran akhir

Kekuatan utama dari pendekatan terapi client-centered adalah penekanan bahwa harus benar-benar mendengarkan dan sangat memahami dunia klien secara intern sebagai kerangka acuan. Kualitas hubungan terapeutik sangat penting dalam terapi Ruth. Empati adalah landasan dari pendekatan ini, dan itu adalah dasar yang diperlukan di setiap terapi. Kemampuan untuk mendengarkan klien dan untuk memahami atau dunianya merupakan dasar untuk menciptakan dan memelihara kepercayaan.

Sumber: http://obajanainggolan.blogspot.co.id/2016/04/contoh-kasus-humanistik-eksistensialis-cct-logoterapii.html?m=1

B. Tes Psikologi Online

vlcsnap-2016-03-13-15h29m55s45.png

Tes psikologi online adalah tes psikologi seperti umumnya namun yang membedakan adalah tes ini di lakukan secara online. Jadi tes ini bisa di lakukan di mana saja selama ada laptop atau tablet atau smartphone yang terhubung dengan internet.

Beberapa web yang menyediakan tes psikologi online: