Tugas Psikologi Umum
Dibuat oleh :
Tsanas Nabillah S (17515522)
1PA06
Fakultas Psikologi
Universitas Gunadarma 2015
- Jelaskan dan beri contoh psikologi dari sudut pandang Gestalt!
Gestalt berasal dari perkotaan Jerman yang mempunyai arti ‘organisasi’ atau ‘konfigurasi’. Psikologi gestalt merupakan salah satu aliran psikologi yang mempelajari suatu gejala sebagai suatu keseluruhan atau totalitas, data-data dalam psikologi gestalt disebut sebagai gejala atau phenomena. Dalam hal ini psikologi gestalt sependapat dengan filsafat phenomologi yang mengatakan bahwa suatu pengalaman harus dilihat secara netral.
Prinsip umum Gestalt berbunyi :
- Keseluruhan adalah primer atau utama, dan bagian atau unsure merupakan hal sekunder atau bukan hal pokok,
- Bagian atau unsur tidak mempunyai makna bila tidak dalam konteks keseluruhan, dan
- Keseluruhan bukan sekunder penjumlahan dari bagian.
Di dalam satu gejala ada 2 unsur, yaitu obyek dan arti. Obyek adalah suatu yang dapat di deskripsikan setelah tertangkap oleh indera, obyek tersebut menjadi suatu informasi dan sekaligus kita telah memberikan arti pada obyek itu. Gestalt adalah sebuah teori yang menjelaskan proses persepsi melalui pengorganisasian komponen-komponen sensasi yang memiliki hubungan, pola atau kemiripan menjadi kesatuan.
Teori tersebut berposisi terhadap teori struktualisme. Teori tersebut dibangun oleh:
- Max Wertheimer
- Kurt Koffka
- Wolfgang Köhler
Mereka menyimpulkan bahwa seseorang cendrung mempersiapkan apa yang terlihat dari lingkungannya sebagai kesatuan yang utuh.
Eksperimen yang dilakukan oleh Kohler: Percobaan dengan simpanse
Seekor simpanse diletakkan di dalam sangkar. Pisang digantung di atas sangkar. Di dalam sangkar terdapat beberapa kotak berlainan jenis. Mula-mula hewan itu melompat-lompat untuk mendapatkan pisang itu tetapi tidak berhasil. Karena usaha-usaha itu tidak membawa hasil, simpanse itu berhenti sejenak, seolah-olah memikir cara untuk mendapatkan pisang itu. Tiba-tiba hewan itu dapat sesuatu ide dan kemudian menyusun kotak-kotak yang tersedia untuk dijadikan tangga dan memanjatnya untuk mencapai pisang itu.
Hukum-hukum belajar Gestalt
Ada satu hukum pokok, yaitu hukum Pragnaz, dan ada 4 hukum tambahan (subsider) yang tunduk kepada hukum pokok, yaitu hukum keterdekatan, ketertutupan, kesamaan dankontinuitas.
Hukum pragnaz adalah suatu keadaan yang seimbang. Setiap hal yang dihadapi oleh induvidu mempunyai sifat dinamis, yaitu cendrung untuk menunju keadaan pragnaz tersebut. 4 hukum tambahan, yaitu :
1. Hukum Keterdekatan
Hal-hal yang saling berdekatan dalam waktu atau tempat cendrung dianggap sebagai suatu totalitas,
2. Hukum Ketertutupan
Hal-hal yang cendrung menutup akan membentuk kesan totalitas tersendiri,
3. Hukum Kesamaan
Hal-hal yang mirip satu sama lain, cendrung kita presepsikan sebagai suatu kelompok atau suatu totalitas. Contohnya :
O O O O O O O O O O O O O
X X X X X X X X X X X X X
O O O O O O O O O O O O O
Deretan bentuk di atas akan cenderung dilihat sebagai deretan-deretan mendatar dengan bentuk O dan X berganti-ganti bukan dilihat sebagai deretan-deretan tegak, dan
4. Hukum Kontinuitas
Orang akan cendrung mengasumsikan pola kontinuitas pada obyek-obyek yang ada.
Kelebihan Teori Gestalt
- Menghasilkan individu yang memiliki kemampuan berfikir untuk menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapi,
- Kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi situasi yang memungkinkan pengetahuan dan keterampilan dapat dikonstruksi oleh peserta didik. Selain itu, latihan memecahkan masalah seringkali dilakukan melalui belajar kelompok dengan menganalisis masalah dalam kehidupan sehari-hari, dan
- Peserta didik dapat aktif dan dapat menemukan cara belajar yang sesuai bagi dirinya. Guru berfungsi sebagai mediator, fasilitator dan teman yang membuat situasi menjadi kondusif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan dari peserta didik.
Kelemahan Teori Gestalt
Selain jasa dan sumbangannya yang sangat berharga bagi belajar disekolah dengan insight, namun terdapat juga celah-celah kelemahan dan kekurangannya. Seperti halnya teori belajar koneksionisme, terhadap teori gestalt-pun dapat diajukan pertanyaan, bolehkah belajar dengan insight itu dianggap sebagai prototipe belajar?
Dari satu segi, teori ini nampak menunjukkan beberapa kejadian belajar yang umum, sehingga lebih mudah menganalisisnya. Misalnya, kalau anak dibimbing untuk ‘melihat’ hubungan, seperti tambah dan kali, antara berat dan ‘daya tarik’ gaya berat, maka sering ia mampu memperlihatkan pemahaman.
Sedangkan dari segi yang lain, memang sulit menemukan pemahaman dalam mempelajari hal-hal yang sangat beragam. Misalnya: anak tidak dapat mempelajari nama tanam-tanaman atau bintang-bintang dengan insight. Dia tidak dapat membaca dengan insight, demikian pula dia tidak tidak dapat berbicara dengan bahasa asing. Siswa Biologi tidak dapat mempelajari struktur dan fungsi hewan dengan pemahaman.
Tegasnya, pemahaman itu tidak dapat menjadi prototipe untuk sejumlah belajar yang biasa dilakukan manusia. Barangkali, pemahaman barulah terjadi kalau kita belajar dengan ‘pemecahan masalah’, walaupun dalam kenyataannya, tidak semua hal merupakan masalah, boleh jadi hanya merupakan fakta atau prinsip.
Contoh penerapan Gestalt Psikologi dalam kehidupan sehari-hari
Jika kita mendengar musik, kita tidak boleh mendengar satu bunyi saja. Kalau kita berbuat demikian maka musik yang kita dengar tidak akan sempurna.
Kesimpulan
Gestalt Psikologi memiliki prinsip-prinsip dan aplikasi prinsip yang sesuai untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
- Jelaskan dan beri contoh psikologi dari sudut pandang Analisis!
Prespektif dasar dari psikoanalis adalah bahwa tingkah laku orang dewasa merupakan refleksi pengalaman masa kecilnya. Teori ini menekankan bahwa orang bergerak melalui satu tahapan yang pasti selama tahun-tahun awal perkembagannya yang berhubungan dengan sumber-sumber kesenangan. Teori ini juga memperkenalkan konsep ketidaksadaran sebagai bagian kepribadian, dimana terletak keinginan-keinginan, impuls-impuls dan konflik-konflik yang dapat mempunyai pengaruh langsung pada tingkah laku. Pada dasarnya tingkah laku individu dipengaruhi oleh determinan kesadaran maupun ketidak sadaran. Teori psikoanalisis ini telah mengarahkan kerja para ahli psikologi sosial pada sejumlah topik tentang tingkah laku sosial yang diselidiki dalam arti proses-proses ketidaksadaran. Sebagai contoh, tingkah laku agresi dipandang sebagai suatu manifestasi pembawaan sejak lahir yaitu yang disebut sebagai instink mati dalam ketidaksadaran.
Di kembangkan oleh Sigmun Freud. Penggunaan psikoanalisis memerlukan interaksi verbal yang cukup lama dengan pasien untuk menggali pribadinya yang lebih dalam. Banyak buku yang telah di tulis Freud, dan dari teori Freud ini memiliki beberapa kelemahan terutama dalam hal-hal berikut :
- Ketidaksadaran (uniconsciousness) amat berpengaruh terhadap prilaku manusia. Pendapat ini menunjukan bahwa manusia menjadi budak dirinya sendiri, dan
- Pengalaman masa kecil sangat menentukan atau berpengaruh terhadap kepribadian masa dewasa. Ini menunjukan bahwa manusia dipandang tidak berdaya untuk mengubah nasibnya sendiri.
Frued membagi struktur kepribadian kedalam tiga komponen, yaitu Id, Eego, dan Superego. Prilaku seseorang merupakan hasil dari interaksi antara ketiga komponen tersebut :
- Id (Das Es)
Id berisikan motifasi dan energy positif dasar, yang sering disebut insting atau stimulus. Id berorientasi pada prinsip kesenangan (pleasure principle) atau prinsip reduksi ketegangan, yang merupakan sumber dari dorongan-dorongan biologis (makan, minum, tidur, dll) Prinsip kesenangan merujuk pada pencapaian kepuasan yang segera, dan Id orientasinya bersifat fantasi (maya). Untuk memperoleh kesengan Id menempuh dua cara yaitu melalui reflex dan proses primer, proses primer yaitu dalam mengurangi ketegangan dengan berkhayal.
- Ego (Das Ich)
Peran utama dari ego adalah sebagai mediator (perantara) atau yang menjembatani anatar Id dengan kondisi lingkungan atau dunia luar dan berorintasi pada prinsip realita (reality principle). Dalam mencapai kepuasan Ego berdasar pada proses sekunder yaitu berfikir realistic dan berfikir rasional. Dalam proses disebelumnya yaitu proses primer hanya membawanya pada suatu titik, dimana ia mendapat gambaran dari benda yang akan memuaskan keinginannya, langkah selanjutnya adalah mewujudkan apa yang ada di Das Es dan langkah ini melalui proses sekunder. Dalam upaya memuaskan dorongan, Ego sering bersifat prakmatis, kurang memperhatikan nilai/norma, atau bersifat hedonis.
- Super Ego (Das Uber Ich)
Super ego merupakan cabang dari moril atau keadilan dari kepridadian, yang mewakili alam ideal daripada alam nyata serta menuju kearah yang sempurna yang merupakan komponen kepribadian terkait dengan standar atau norma masyarakat mengenai baik dan buruk, benar dan salah. Dengan terbentuknya Super Ego berarti pada diri individu telah terbentuk kemampuan untuk mengontrol dirinya sendiri (self control) menggantikan control dari orang tua (out control). Fungsi super ego adalah sebagai berikut :
- Merintangi dorongan-dorongan id, terutama dorongan seksual dan agresif,
- Mendorong ego untuk mengantikan tujuan-tujuan relistik dengan tujuan-tujuan moralistic, dan
- Mengejar kesempurnaan. (perfection).
Karakteristik Sistem Kepribadian menurut Freud
ID
|
|
EGO |
SUPEREGO |
Sistem asli (the true psychic), bersifat subjektif (tidak mengenal dunia objektif), yang terdiri dari insting-insting dan gudangnya (reservoir) energy psikis yang digunaka ketiga system kepribadian. |
|
Berkembang untuk memenuhi kebutuhan id yang terkait dengan dunia nyata. Memperoleh energy dari id. Mengetahui dunia subjektif dan objektif (dunia nyata). |
Komponen moral kepribadian, terdiri dari dua subsistem : kata hati (yang menghukum tingkahlaku yang salah) dan ego ideal (yang mengganjar tingkahlaku yang baik).
|
Sigmund Freud mengemukakan bahwa kehidupan jiwa memiliki 3 tingkat kesadaran :
- Pikiran Sadar (Conscious mind)
Adalah kesadaran yang berisi semua hal yang kita cermati pada saat tertentu. Menurut Freud, hanya sebagian kecil saja dari kehidupan mental (fikiran, persepsi, perasaan dan ingatan) yang masuk kekesadaran (consciousness)
- Pikiran Prasadar (Preconscious mind)
Yakni, tingkat kesadaran yang menjadi jembatan antara sadar dan tak sadar.
- Pikiran Tak Sadar (Unconscious mind)
Adalah bagian yang paling dalam dari sturktur kesadaran dan menurut Freud merupakan bagian terpenting dari jiwa manusia. Ketidaksadaran itu berisi insting, impuls, dan pengalaman-pengalaman baik yang normal maupun traumatic yang ditekan oleh kesadaran dipindah ke daerah tak sadar.
Tokoh-tokoh pengikut Sigmund Freud :
Mengatakan, kondisi inferior individu saat dilahirkan yang mengakibatkan individu terus menerus berjuang untuk memperoleh perasaan-perasaan positif dan kesempurnaan.
Jung menagatakan, ketidaksadaran kolektif merupakan suatu sumber energy lebih kuat yang memiliki isi bawaan yang sama dengan seluruh anggota suatu kelompok etnik atau rasa.
Fromm memandang dunia modern menyebabkan individu berada dalam kondisi kesepian dan ketidak berdayaan
- Harry Stack Sullivan (1892-1949)
Sullivan mengatakan, kepribadian atau diri sebagai suatu system terbuka yang berinteraksi dengan lingkungan sehingga setiap saat individu diartikan sebagai gabungan dari pengalaman-pengalaman interaksi tersebut.
Horney mengatakan bahwa, kecemasan dasar yang timbul dari rasa tidak aman pada masa kanak-kanak yang berlanjut sepanjang hidup.
Komentar Para Ahli tentang Teori Psikoanalisis Sigmund Freud, dipandang banyak orang sebagai teori yang controversial, terutama yang terkait dengan pelecehan harkat – martabat manusia dan kesucian agama. Freud tidak menempatkan manusia tidak lebih mulia daripada hewan.
- Hartman (Bapak psikologi ego)
Ego tidak berkembang dari Id, karena setiap system adalah asli, predisposisi yang inhern, dan masing-masing independen dalam perkembangannya. Proses ego dinetralisasi dari energy seksual dan agresif. Fungsi Ego bukan reality testing sebagai pemuas Id, akan tetapi adavtive function terhadap dunia luar. Inilah cognitive processes seperti mempersepsi, mengingat dan berpikir.
Mengemukakan bahwa para psikolog bereksperimen dan menganut aliran tingkah laku mengkritik teori psikoanalisis hanya sebagai spekulasi yang tidak bisa dibuktikan kebenarannya melalui observasi dan oleh karena itu tidak ilmiah.
Contoh psikoanalis dalam kehidupan sehari-hari : Seorang tenaga pengajar yang harusnya sudah mengerti kepribadian muridnya agar mereka mengerti bagaimana cara nya harus mengajar muridnya.
Contoh psikoanalis dalam kehidupan pribadi : Sebagai seorang mahasiswi, saya termasuk mahasiswi dimana saat dosen menerangkan, saya tidak bisa langsung mengerti apa yang dimaksud tanpa pancingan sesuatu yang saya anggap menyenangkan. Contoh nya seperti Dosen harus memberikan suatu permainan. Tetapi permainan tersebut tidak membuat saya tegang, grogi ataupun takut. Kalau saya menganggap permainan itu menyenangkan, maka saya akan suka dengan dosen nya dan saya akan mendengarkannya dengan baik dan saya akan mendapatkan fokus saya.
Kesimpulan dari psikoanalis menurut saya lebih mengarah ke Psikologi, dimana aliran ini mengajarkan kita tentang tingkah laku manusia. Ketidak sadaran memainkan peran sentral. Psikoanalis ini awalnya bertujuan untuk menyembuhkan penyakit yang berhubungan dengan gangguan mental (treatment).
- Jelaskan dan beri contoh psikologi dari sudut pandang Behaviorisme!
Gerakan Behaviorisme secara formal diawali oleh seorang psikolog Amerika yang bernama John Broadus Waston (1878-1958) mengatakan prilaku tampak yang dapat diamati sebagai satu-satunya subjek pembahasan yang masuk akal bagi ilmu pengetahuan psikologi sejati. Psikologi adalah prilaku, yang diukur sebagai: stimulus(pemicu yang disengaja/tidak) dan respon(refleks). Behaviorisme lahir di abad ke 20 sebagai disiplin empiris yang mempelajari prilaku sebagai adaptasi terhadap stimulus lingkungan, dengan kata lain oragnisme mempelajari adaptasi prilaku dan pembelajaran tersebut dikendalikan oleh prinsip-prinsip asosiasi. Pembentukan “prilaku” terjadi melalui rangsangan (stimulus) yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif (respon).
Behaviorisme memandang pula bahwa ketika dilahirkan, pada dasarnya manusia tidak membawa bakat apa-apa. Manusia akan berkembang berdasarkan stimulus yang diterimanya dari lingkungan sekitarnya. Lingkungan yang buruk akan menghasilkan manusia yang buruk, lingkungan yang baik akan menghasilkan manusia yang baik juga. Kaum behaviorisme memusatkan dirinya pada pendekatan ilmiah yang sungguh-sungguh objektif.
Teori behaviorisme memandang induvidu hanya dari jasmani dan mengesampingkan mental. Para penganut teori behaviorisme ini tidak mengakui adanya bakat, minat, kecerdasan dan perasaan individu dalam proses belajar. Menurut penganut teori ini, belajar hanya untuk melatih refleks-refleks sehungga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu. Seseorang sudah dianggap belajar apabila ada perubahan kebiasaan.
3 konsep penting dalam psikologi behaviorisme :
- Stimulus atau rangsangan,
- Respon, dan
- Penguatan (reinforcement).
Prinsip dasar Behaviorisme :
- Perilaku nyata dan terukur memiliki makna tersendiri, bukan sebagai perwujudan dari jiwa atau mental yang abstrak,
- Aspek mental dari kesadaran yang tidak dimiliki bentuk fisik adalah pseudo problem untuk sciene, harus dihindari, dan
- Aliran behaviorisme juga menyumbangkan metodenya yang terkontrol dan bersifat positiyistik dalam perkembangan ilmu psikologi.
Tokoh sejarah behaviorisme :
- Ivan Mikhailovich Sechenov (1829-1905)
Sechenov adalah seorang fisiologi yang berpendapat, seluruh perbendaharaan prilaku merupakan hasil respon terhadap stimulus lingkungan, yang dimediasi di tingkat kortikal.
- Vladimir Mikhailovich Bekhterev (1857-1927)
Ia adalah murid dari Sechenov yang juga berpendapat, proses psikologis dan fisiologis melibatkan energy saraf yang sama, dan refleks-refleks yang dapat diamati, baik yang bersifat bawaan maupun dipelajari, diatur oleh hubungan yang dilandasi hukum tertentu dengan stimulus internal dan eksternal.
- Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936)
Penelitiannya tentang “pengkondisian” bahwa proses yang ditemukan Pavlov melalui percobaan terhadap hewan anjing :
Dari eksperimen Pavlov setelah pengkondisian atau pembiasaan dapat diketahui bahwa daging yang menjadi stimulus alami dapat digantikan oleh bunyi lonceng sebagai stimulus yang dikondisikan. Ketika lonceng dibunyikan ternyata air liur anjing keluar sebagai respon yang dikondisikan. Dari hasil eksperimen tersebut Pavlov berpendapat bahwa dengan menggunakan rangsangan-rangsangan tertentu, perilaku manusia dapat berubah sesuai dengan apa yang diinginkan.
Ada pertanyaan yang menarik mengenai experiment yang dilakukan oleh Pavlov ini, yaitu apakah situasi ini bisa diterapkan pada manusia? Dalam kehidupan sehari-hari ada situasi yang sama seperti pada situasi anjing experiment tersebut. Contohnya yaitu suara lagu dari penjual ice cream Walls yang berkeliling dari rumah ke rumah. Awalnya suara itu terdengar asing di telinga kita, tapi lama-kelamaan setelah penjual itu terus-terusan berkeliling maka nada lagu itu terdengar tidak asing lagi di telinga kita, dari nada tersebut bisa menerbitkan air liur kita apalagi saat siang hari yang sangat panas. Jika tidak ada lagu tersebut, bisa dibayangkan betapa lelahnya abang-abang penjual yang harus berteriak-teriak menjajakan jualannya.
Dari contoh tadi dapat diketahui bahwa dengan menerapkan strategi Pavlov, induvidu dapat dikendalikan dengan cara mengganti stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan. Sementara induvidu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar dirinya sendiri.
- Edward Lee Thorndike (1874-1949)
Ia menemukan 2 prinsip dasar dalam proses pembelajaran, yaitu :
- Hukum Latihan, menyatakan bahwa asosiasi diperkuat melalui pengulangan dan akan terhapus apabila tidak digunakan, dan
- Hukum Efek, menyatakan bahwa respon-respon yang menghasilkan hadiah atau kepuasan cendrung untuk diulang, sedangkan respon-respon yang menghasilakan hukuman atau gangguan cendrung dihilangkan
Thorndike juga mempunyai sebuah experiment dengan hewan kucing :
Kucing yang telah dilaparkan dan diletakan di dalam sangkar yang tertutup dan pintunya dapat dibuka secara otomatis apabila kenop yang terletak di dalam sangkar tersebut tersentuh. Percobaan tersebut menghasilkan teori “trial and error” atau “selecting and connecting”, yaitu bahwa belajar itu terjadi dengan cara mencoba-coba dan membuat salah dalam melaksanakan coba-coba ini, kucing tersebut cendrung untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan yang tidak mempunyai hasil. Setiap respon menimbulkan stimulus yang baru, selanjutnya stimulus baru ini akan menimbulkan respon lagi, demikian pula selanjutnya.
Dari experiment tersebut Thorndike menyimpulkan bahwa, belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi antara peristiwa-peristiwa yang disebut stimulus (S) dengan respon (R). Stimulus adalah suatu perubahan dari lingkungan eksternal yang menjadi tanda untuk mengaktifkan organisme untuk beraksi atau berbuat. Sedangkan, respon adalah sembarang tingkah laku yang dimunculkan karena adanya perangsang.
- Burrhus Frederic Skinner (1950)
Skinner mengatakan, bahwa perilaku dikontrol melalui proses operant conditioning. Operan conditioning diartikan sebagai proses perilaku operant (penguatan positif dan negative) yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang kembali atau menghilang sesuai dengan keinginan. Pandangannya bahwa, perilaku operant terjadi tanpa adanya stimulus yang nyata.
Skinner juga melakukan experiment dengan hewan tikus.
Dalam salah satu eksperimennya, Skinner menggunakan seekor tikus sebagai alat percobaannya. Tikus tersebut ditempatkan dalam sebuah peti yang disebut Skinner Box. Kotak Skinner inilah yang berisikan dua macam komponen pokok, yaitu manipulandum dan alat pemberi reinforcement yaitu berupa wadah makanan untuk tikus. Ketika hewan tersebut menekan tuas/pengungkit, mekanisme pemberi makanan akan aktif, dan secuil makanan akan jatuh ke wadah makanan tersebut
Setelah dilihat, eksperimen Skinner mempunyai banyak kesamaan dengan eksperimen yang pernah dilakukan oleh Thorndike. Hanya saja bedanya, makanan (reinforcer) pada Thorndike ditunjukkan terlebih dahulu, sedangkan pada Skinner reinforcer ditunjukkan setelah sebuah tingkah laku terjadi. Dalam hal ini, fenomena tingkah laku belajar, menurut Thorndike selalu melibatkan satisfactional (kepuasan). Sedangakan menurut Skinner fenomena tersebut melibatkan penguatan (reinforcercement). Secara tidak langsung, eksperimen yang dilakukan oleh Skinner ini juga dipengaruhi oleh hukum law effect. Dari hasil eksperimen yang dilakukan oleh Skinner tersebut menghasilkan beberapa prinsip-prinsip pembelajaran yang menghasilkan perubahan pada perilaku, diantaranya yaitu:
- Reinforcement merupakan sebuah konsekuen yang menguatkan tingkah laku atau frekuensi tingkah laku. Keefektifan sebuah reinforcement dalam proses belajar perlu ditunjukkan, karena kita tidak dapat mengasumsikan sebuah konsekuen adalah reinforcer sampai terbukti bahwa konsekuen tersebut dapat menguatkan perilaku,
- Punishment adalah mendatangkan atau memberikan sebuah tindakan yang tidak menyenangkan atau tindakan yang ingin dihindarkan untuk menurunkan tingkah laku, dan
- Shaping atau pembentukan digunakan dalam teori behavioristik ini untuk menunjukkan bahwa pengajaran.
Penerapan prinsip-prinsip behavioristik dapat diterapkan “secara luas” dalam psikologi kontemporer, misalnya :
- Kebijakan pendidikan,
- Pelatihan kemiliteran,
- Teknik-teknik periklanan,
- Dan sebagainya.
Kesimpulannya adalah Psikologi Behaviorisme mempelajari tentang tingkah atau perilaku manusia. Dari tingkah laku seseorang bisa terbentuk karena proses meniru dan akan terbentuk sama dengan lingkungan dimana orang itu berada. Karena lingkungan mempunyai pengaruh penting atas pembentukan tingkah laku seseorang. Seperti yang dikatakan oleh Skinner “Lingkungan yang baik akan menghasilkan manusia yang baik dan begitu juga sebaliknya, jika lingkungan itu buruk maka akan tercipta manusia yang buruk juga,”
Contoh kasus Psikologi Behaviorisme
Ada seorang siswi perempuan yang selalu di bully oleh teman-teman sekelasnya karena status sosialnya. Hal itu menyebabkan siswi tersebut menjadi siswi yang nakal dan prestasi belajarnya pun juga menurun. Suatu saat guru dari siswi tersebut memberikan ulangan mendadak, siswi tersebut hanya mengerjakannya semampunya dan akhirnya siswi tersebut mendapatkan nilai terendah. Mengetahui hal itu sang siswi biasa saja dan tetap tidak merubah kebiasaan buruknya itu.
Menurut saya, pemecahan masalah contoh seperti contoh diatas bisa menggunakan sebuah teori yang segala sesuatunya dibiasakan sehingga menjadi suatu kebiasaan. Jika saya menjadi guru dari siswi yang di bully tersebut, saya akan memberikan perhatian khusus padanya tapi tanpa sepengetahuan siswa atau siswi lain. Lalu saya akan menegur siswa atau siswi yang suka membully-nya dan setiap diakhir kelas saya akan memberikan pengulangan materi dari materi yang sebelumnya dengan membuat pertanyaan agar bisa diterima dan tidak hanya ada pada short term memory tetapi aka nada pada long term memory. Jika siswa atau siswi tidak bisa menjawabnya, maka ada hukuman khusu yang akan saya berikan pada mereka. Melalui metode itu mereka akan belajar agar tidak mendapat hukuman. Inilah teori behaviorisme bahwa segala sesuatu harus dipaksakan. Karena dengan adanya paksaan akan menjadikan suatu kebiasaan pada dirinya.